Bagikan artikel ini :

Belajar Berharap Di Tengah Kesusahan

Mazmur 67

Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
- Mazmur 67:2-3

Pesimiskah Anda memandang kehidupan? Apakah hidup Anda di ambang keputusasaan? Jangan berharap pada mata yang menilai keindahan tetapi berharaplah kepada Tuhan yang membukakan mata hati kita. Karena yang indah di mata belum tentu indah di hati, karena apa yang indah di mata biasanya membutakan hati. Mari bangkit dan belajar berharap kepada Tuhan bersama pemazmur.

Pertama, berharap akan belas kasihan dan berkat Tuhan. “Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita”

Kesedihan bisa datang karena banyak sebab. Setiap kita punya masalah yang tidak sedikit walau banyak hal baru telah tiba. Di awal tahun lalu, pandemi Covid-19 menyerang. Tahun baru tiba, masalah baru juga ada. Kita butuh belas kasihan sorgawi, menolong kita yang memiliki masalah dan beban hidup yang tidak ringan. Kita juga rindu Tuhan memberkati rohani, jiwa, dan jasmani. Mungkin akan tiba waktunya langit yang cerah seolah ikut mengerti kalut dalam hati kita. Sungguh kita butuh belas kasih dan kemurahan Tuhan menopang perjalanan hidup ini.

Kedua, berharap tuntunan dan hikmat Tuhan. “Kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya”

Banyak keputusan yang perlu kita ambil dalam perjalanan hidup yang tidak akan lebih mudah, bahkan banyak hal membingungkan sehingga sulit mengambil keputusan. Suatu saat, ada kata dimana bibir bisu untuk mengucapnya dan otak beku untuk memikirkannya. Kiranya sinar Sorgawi menerangi hati dan pikiran kita.

Ketiga, berharap agar kita bisa jadi alat berkat Tuhan. “Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi”

Kita tak pernah bisa hidup sendiri, butuh orang lain dan orang lain juga butuh kita. Jika Tuhan memberikan kelebihan, itu karena Tuhan mau memakai kita bagi mereka yang sedang kekurangan. Hidup tidak hanya diperuntukkan bagi kita, isi cerita tidak hanya mengenai pemikiran kita.

Mengenai air mata yang berhasil kita usap kering. Mengenai senyum masam yang kita jadikan semanis anggur merah. Harusnya kita menorehkan senyum bagi mereka yang menatap kita dengan penuh harap atau kepada mereka yang tak mampu menatap mata kita karena hatinya sedang berteriak kepada hati kita. Kesusahan dan kesesakan Anda saat ini jangan menghentikan Anda untuk berani berharap.

Refleksi Diri:

  • Apa kesedihan dan kesusahan yang tahun ini Anda hadapi? Sudahkah Anda berharap belas kasihan dan tuntunan dari Tuhan Yesus?
  • Apa yang Anda akan lakukan supaya bisa menjadi alat berkat Tuhan bagi yang berkekurangan?