Bagikan artikel ini :

Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing

Pengkhotbah 4:10-12

Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
- Pengkhotbah 4:12

Semboyan di atas mungkin sudah Anda dengar berkali-kali sejak kecil. Semboyan ini menyiratkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, kita harus saling tolong menolong, bekerjasama adalah baik, dan lain sebagainya. Jadi, ketika membaca ayat emas, Anda mungkin berpikir, aku sudah tahu semua itu! Tapi mungkin kenyataannya, Anda lebih senang bekerja sendiri! Anda merasa orang-orang lain tidak kompeten! Mereka malas dan tidak bisa diandalkan!

Banyak komunitas dan organisasi yang anggotanya tidak bisa bekerja sama bahkan bersaing satu sama lain. Lebih parah lagi, terkadang para anggota saling tidak mengenal dan tidak peduli satu sama lain. Berapa banyak di antara Anda yang mengenal nama tetangga satu kompleks? Jujur, terkadang di dalam persekutuan gereja kita juga merasa demikian, bukan? Bahkan di dalam keluarga besar, masing-masing tidak peduli satu sama lain dan sibuk dengan urusannya sendiri.

Cobalah mengalihkan pandangan Anda kepada para dokter dan perawat di ruang gawat darurat atau ruang operasi di rumah sakit. Mereka berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda dan memiliki tipe kepribadian yang bertolak belakang. Namun, ketika sedang berjuang menyelamatkan nyawa seseorang, kerjasama dan kekompakan mereka menjadi begitu kuat. Apa yang membuat mereka berbeda dengan komunitas-komunitas kita? Bedanya adalah mereka menghadapi tantangan yang berat sekaligus memiliki tujuan yang besar.

Hanya dengan memiliki tujuan dan bersama-sama mengatasi segala halangan untuk mencapainya, sebuah komunitas memiliki kekompakan. Di saat seperti itu semua anggota akan menjadi satu tubuh dan mampu bekerja sama. Lihat saja murid-murid Tuhan Yesus. Saat menjadi murid selama 3,5 tahun, mereka tidak mengerti apa yang dikerjakan. Hanya mengikut Sang Guru saja. Namun, di Kisah Para Rasul, dikisahkan bagaimana mereka bekerja dengan begitu keras dan kompak. Mengapa? Karena mereka memiliki tujuan—mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi—dan menghadapi tantangan berat bersama—penganiayaan dan ajaran sesat.

Sekarang, apa tujuan dari keberadaan komunitas tempat Anda tergabung? Dan untuk mencapai tujuan tersebut, apa hambatan berat yang dihadapi sehingga Anda perlu bersama-sama mengatasinya? Sebelum dua pertanyaan tersebut terjawab, komunitas Anda tidak akan mencapai apa yang Salomo katakan.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda tipe yang suka bekerja sendiri atau bekerja sama? Mengapa demikian?
  • Apa tujuan keberadaan komunitas dimana Anda tergabung di dalamnya? Apa hambatan-hambatan yang harus Anda dan rekan-rekan Anda hadapi bersama demi mencapai tujuan tersebut?