Bagikan artikel ini :

Berdukacita Karena Dosa

1 Timotius 1:12-17

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Yesus Kristus datang ke
dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang
paling berdosa.
- 1 Timotius 1:15

Setiap orang pasti berdukacita ketika orang yang dikasihi meninggal dunia, tetapi jarang kita mendengar orang berdukacita karena dosa, bukan? Namun, berbeda dengan Jonathan Edwards, seorang teolog yang berduka atau sedih karena dosa. Ia menulis, “Aku menjadi lebih peka terhadap kejahatan dan keburukan hatiku justru setelah aku bertobat. Semua dosa yang telah kulakukan sejak awal kehidupan hingga sekarang, seharusnya aku sudah ditempatkan di dalam neraka.”

Dosa bagi seorang pengikut Kristus sejati merupakan beban, kepedihan, serta keprihatinan terbesar dan terdalam. Hal serupa juga dialami oleh Rasul Paulus, seorang penganiaya orang Kristen yang bertekad membinasakan ajaran Kristus dan para pengikut-Nya. Namun, dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap dan menganiaya orang Kristen, justru ia yang ditangkap oleh Tuhan Yesus. Yesus menampakkan diri-Nya kepada Paulus dan mempertobatkannya (lih. Kis. 9:1-18). Ayat emas di atas merupakan pengakuan Paulus setelah bertobat, “Akulah yang paling berdosa.” Alasan Paulus berdukacita adalah karena dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Ia menjadi seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas. Ia menyadari semua kesalahannya dan seharusnya layak untuk dibinasakan oleh Tuhan. Namun, ia justru mengalami anugerah Tuhan: dikasihi dan dikaruniakan iman untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus bahkan dipanggil menjadi hamba-Nya. Karena itu, Paulus selalu bersyukur, hidup bagi Tuhan, setia, dan taat memberitakan Injil dan melayani jemaat-Nya (Flp. 1:20-22).

Orang-orang seperti Jonathan Edwards dan Rasul Paulus yang hidupnya makin dekat dan makin serupa dengan Kristus, yang bertumbuh di dalam kekudusan dan kebenaran, pasti semakin membenci dosa dan semakin berdukacita setiap kali berbuat dosa. Bagaimana dengan kita? Kiranya kita yang sudah ditebus oleh darah Kristus yang sangat mahal, juga selalu membenci dosa dan berdukacita ketika jatuh ke dalam dosa dan mau bertobat. Karena itu, lakukanlah disiplin rohani yang ketat setiap hari. Selalu membaca Alkitab dan merenungkan firman Tuhan, tekun berdoa dan introspeksi diri, serta mengakui dosa di hadapan Tuhan Yesus dan meninggalkannya.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada dukacita karena dosa yang Anda lakukan? Apakah boleh hidup dalam dosa setelah Anda diselamatkan oleh anugerah? Mengapa?
  • Apa yang Anda lakukan agar memiliki sikap benci terhadap dosa dan meningkatkan rasa dukacita karena dosa?