Bagikan artikel ini :

Beritakan Injil Meski Mustahil

Kisah Para Rasul 9:1-9

Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”
- Kisah Para Rasul 9:4

Paulus dikenal sebagai penganiaya umat Tuhan yang berubah 180 derajat menjadi pemberita Injil. Sikap Paulus yang menentang Injil adalah akibat pembentukan pribadinya di tengah keluarga dan komunitas Yahudi. Ia dibesarkan di Tarsus, disunat pada hari kedelapan, menunjukkan keluarganya sangat ketat dalam menaati Taurat. Yudaisme sangat mengakar di dalam dirinya. Wajar bagi Paulus saat kekristenan berkembang, itu menjadi ancaman baginya. Bagi Paulus, melakukan penganiayaan terhadap pengikut Kristus merupakan bentuk pembelaan terhadap Allahnya.

Memberitakan Injil kepada orang berlatar belakang seperti Paulus sepertinya mustahil. Namun bagi Allah, bukan perkara sukar. Tuhan punya beranekaragam cara untuk membawa seseorang percaya kepada diri-Nya. Tuhan bisa pakai orang biasa untuk menyampaikan Injil dan membawanya kepada keselamatan.

Seperti Paulus yang darahnya sedang mendidih untuk membinasakan pengikut Yesus, Tuhan tangkap dengan cara yang ajaib. Cahaya terang membuat Paulus terjatuh dari kuda saat dalam perjalanan menuju Damsyik. Di sanalah Tuhan menampakkan diri-Nya sambil berkata, “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?” Sambil rebah dengan mata tak bisa melihat, Paulus menjawabnya, “Siapa-kah Engkau, Tuhan?” Lalu Tuhan menjawab, “Akulah Yesus yang engkau aniaya itu.” Inilah awal mula pertobatan Paulus. Perjumpaan dengan Kristus yang mengubah arah hidupnya, mengganti statusnya dari gelap menjadi terang.

Memberitakan Injil adalah tugas dan tanggung jawab semua orang percaya. Jika kita berhadapan dengan orang yang sukar untuk diinjili, jalankan saja tugas kita. Jangan underestimate terhadap diri sendiri. “Nggak mungkin deh dia bisa terima Yesus; Wah sepertinya susah, dia kan punya kepercayaan yang kuat terhadap ajarannya.” Mintakan hikmat kepada Tuhan dalam bertutur kata. Kita hanya instrumen Allah sementara percaya atau tidaknya seseorang itu urusan Roh Kudus. Bila Roh Allah bekerja, orang seperti Paulus pun tidak mustahil dapat percaya kepada Yesus.

Jangan menyerah dan teruslah berserah. Firman yang ditaburkan tidak akan sia-sia. Bila Roh Kudus bekerja, mungkin orang yang kita Injili pada saat itu tidak menjadi percaya tapi mungkin suatu hari nanti.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah memberitakan Injil kepada orang yang Anda anggap sulit untuk percaya Yesus? Bagaimana responsnya?
  • Percayakah Anda bahwa Tuhan bisa memakai firman yang keluar dari mulut Anda untuk mengubahkan seseorang?