Bagikan artikel ini :

Bersukacita karena Allah bersamaku

Mazmur 16:1-11

Bersukacita Karena Allah Bersamaku Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tentram.
Mazmur 16:8-9

Ada banyak hal di dunia ini yang bisa membuat kita takut dan gentar. Penyakit, kelaparan, kemiskinan, kegagalan, kesepian, dan sebagainya. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengalami kemalangan-kemalangan tersebut. Tanpa sadar, kita sering mengandalkan kemampuan, kekayaan atau kekuatan kita untuk menghindarinya.
Usaha-usaha untuk menghindar ini kemudian menjadi fokus di dalam hidup kita, bahkan terkadang seperti menjadikannya berhala dan illah lain. Ini patut kita waspadai.

Sang pemazmur yaitu Daud, sebagai seorang raja, sadar bahwa dirinya bisa tergoda untuk menikmati dunia dan segala isinya. Ia bisa menikmati kemudahan yang dimilikinya, membanggakan harta dan kekayaannya, bahkan melakukan apa pun memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Namun, pemazmur tidak mengandalkan hal-hal tersebut. Bagi dirinya, Tuhan Allah adalah satu-satunya harta yang paling indah, yang paling mulia, dan paling baik dari segala yang ada di dalam dunia. Karena itu, di dalam Mazmur 16:5 ia menyatakan bahwa Tuhan adalah warisanku dan pialaku.

Mengapa pemazmur bisa bersikap demikian? Daud selama hidupnya, khususnya dalam masa-masa sulit yang ia hadapi, mengalami sendiri bagaimana Tuhan hadir menyertai hidupnya dan memberikan pertolongan yang ajaib. Baginya, Tuhan selalu ada di sebelah kanannya, yang memegang tangannya erat serta menuntun dan memberikan pertolongan pada waktunya.

Tidak heran, pemazmur sangat bersukacita bersama Tuhan. Ia tidak peduli dengan harta, tahta atau apa pun; baginya sudah cukup memiliki Tuhan.
Baginya memiliki Tuhan, memiliki segalanya. Kehilangan Tuhan, kehilangan segalanya. Daud pun kemudian berkata, "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (ay. 11).

Marilah kita meneladani Daud yang bersukacita saat menghadapi permasalahan hidup. Jangan kita terlena dengan segala isi dunia yang memberikan kemudahan dan kenikmatan sementara. Carilah Tuhan selagi ada kesempatan. Memiliki Tuhan Yesus, memiliki segalanya. Yesus berkata, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat. 6:33).

KRISTUS SUMBER SUKACITA SEJATI. DIA SAJA YANG PATUT DIANDALKAN.