Bagikan artikel ini :

Bijak menghitung hari

Mazmur 90

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
- Mazmur 90:12

Mazmur yang merupakan nyanyian Musa ini adalah bentuk kesadarannya bahwa suatu saat kesempatannya untuk hidup di dunia akan berakhir. Musa memohon kepada Tuhan agar mengajarinya menghitung hari-hari sehingga beroleh hati yang bijak. Apakah kita mempunyai kerinduan hati yang sama seperti Musa? Atau kita hanya enjoy menikmati hidup tanpa memperhatikan apa tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita selama hidup di dunia?

Saat membaca Mazmur 90 kita diingatkan tiga hal:

  1. Kita sedang menuju akhir sebuah kehidupan. Hidup harus disyukuri dan diisi dengan aktivitas yang bijak.
  2. Kita sedang menuju takhta pengadilan Allah. Hidup harus sadar bahwa semua perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di pengadilan akhir.
  3. Kita sedang menuju kehidupan kekal di sorga atau neraka. Nasib setelah kematian ditentukan pada hidup saat ini.

Saya sempat bertemu seorang pekerja imigran Indonesia yang berpengalaman kerja selama empat belas tahun. Pengalaman tersebut membuatnya tersadar bahwa ia ingin menjangkau banyak jiwa di antara rekan-rekan sejawatnya. Setiap hari Sabtu dan Minggu, ia selalu ingin dipakai menjadi alat Tuhan bagi para pekerja imigran yang sarat dengan permasalahan. Jiwa-jiwa pun berdatangan serta mengaku percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.

Sungguh hidup pekerja ini diisi dan dijalankan dengan bijak. Saya lalu mendoakannya dan mengakhiri pertemuan dengan pernyataan, “Tuhan sedang memanggilmu menjadi hamba-Nya.” Ia merespons mantap, “Jika Tuhan berkehendak, saya mau sekolah Alkitab.”

Cobalah kita berhenti dan berpikir sejenak, mengarahkan pandangan ke langit biru nan cerah, melihat awan-awan berbaris dan bergerak perlahan, merenungkan, ada seorang Pribadi yang telah menentukan bagaimana seharusnya kita melalui waktu dan hari? Mata kita tidak dapat melihat menembus langit, tetapi kita tahu, di baliknya ada sistem tata surya yang bergerak dinamis, dengan kecepatan tertentu, dan semua itu diatur oleh-Nya.

Saudaraku, betapa pun pahitnya masa lalu, syukurilah. Betapa pun kelabunya masa depan, percayalah. Berapa banyak tantangan dan rintangan di masa kini, hadapilah! Mari kita memahat permata yang menyinari jalan hingga kita mampu melangkah menuju tujuan. Ayo hiduplah bijak!

Salam bijak menghitung hari.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana selama ini Anda dalam menjalani hidup? Apakah dengan bijak atau dengan santai-santai saja tanpa tujuan?
  • Apa yang sekarang Anda akan lakukan untuk mewujudkan tujuan yang Tuhan Yesus tetapkan dalam hidup Anda?