Bagikan artikel ini :

Bos atau Pelayan?

Markus 10:35-45

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Markus 10:43

Plato mengatakan, “Bagaimana seseorang bisa bahagia ketika ia melayani orang lain?” Maka dunia kita dipenuhi buku-buku yang menyiapkan langkah-langkah serta tips-tips untuk menjadi seorang pemimpin.
Bagi dunia ini, menjadi pemimpin adalah sesuatu yang layak untuk dikejar karena memberikan berbagai kenikmatan dan kekuasaan. Jiwa-jiwa seperti ini akan sangat bahaya kalau sudah merembes masuk ke dalam diri orang Kristen. Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk memiliki jiwa seorang pelayan dan hamba.

Mari kita lihat seperti apa seorang pelayan di zaman itu. Seorang pelayan menjalankan fungsi utamanya ketika majikannya makan. Tuan-tuan pada zaman itu kalau makan posisinya setengah berbaring dengan satu tangan menahan kepala. Dalam posisi seperti itu, tentu saja sulit mengambil sesuatu.
Karena itu seorang pelayan harus berdiri memperhatikan apa kebutuhan sang majikan. Jika majikannya membutuhkan sesuatu maka ia harus cepat mengambilkan makanan atau menuangkan minuman. Intinya, kepentingan orang lain yang harus diperhatikannya, ada suatu sikap pemberian diri. Sulit, bukan? Tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Kata kedua yang Yesus pakai adalah “hamba” atau “budak”. Jelas ini bukanlah posisi idaman, tidak pernah ada anak-anak zaman itu yang bercita-cita menjadi budak. Budak adalah orang yang hidupnya hanya bekerja untuk orang lain, tanpa mempunyai harapan apa yang dikerjakannya akan mendapatkan apresiasi dari orang yang dilayaninya. Bahkan orang tidak mengatakan “terima kasih” kepada budak. Mereka hanya melakukan saja apa yang menjadi tugas mereka. Ini menjadi pemahaman yang tidak mudah untuk dicerna dan dilakukan buat mereka. Inilah jalan yang Yesus ambil menjadi pelayan dan hamba, termasuk bagi kita.

Milikilah jiwa pelayan dan hamba seperti yang Yesus kehendaki dari diri kita. Sikap melayani yang lahir dari jiwa seorang pelayan, fokusnya bukan untuk kepentingan pribadi atau kehormatannya, melainkan untuk sesamanya. Ini memang menuntut pengorbanan. Namun, semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus harus memiliki jiwa seorang hamba. Seperti yang dikatakan orang bijak, “Tidak semua orang Kristen dipanggil untuk menjadi pemimpin tapi semua orang Kristen dipanggil memiliki jiwa pelayan.”

SAAT BERAT MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI SEORANG PELAYAN, INGAT YESUS YANG TELAH TERLEBIH MENJADI PELAYAN BAGI DIRI ANDA.