Bagikan artikel ini :

Cerdik, Berani, dan Tulus

Nehemia 2:1-10

Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: “Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?” Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
-Nehemia 2:6

Cerdik, berani, dan tulus. Tiga kata yang tepat dialamatkan kepada Nehemia. Nehemia seorang cerdik. Ia tidak bertindak baru berpikir, tapi berpikir dulu baru bertindak. Setelah sekitar empat bulan bergumul bersama Tuhan (dari bulan Kislew sampai bulan Nisan), akhirnya Nehemia bertindak.

Tindakan Nehemia menghadap raja saat wajahnya muram tergolong berani. Tak ada seorang pun di kerajaan yang berani tampil muram di hadapan raja karena ada konsekuensi. Nehemia tampil di waktu yang tepat, saat kondisi sedang tidak formal, yaitu dengan kehadiran permaisuri. Raja yang tengah bersantai menanyakan kenapa wajah Nehemia muram. Ia lalu mengutarakan apa yang terjadi. Di awal ia sengaja tidak menyebutkan nama Yehuda melainkan “tempat pekuburan nenek moyangku” (ay. 3). Apa yang diutarakan Nehemia membuat hati raja iba. Baru setelahnya, ia menyebutkan nama kota Yehuda.

Kecerdikan Nehemia berlanjut. Ia tahu perjalanan menuju Yehuda tidaklah mudah, apalagi membangun kembali tembok. Ia meminta raja memberikan surat-surat kepada bupati agar perjalanannya berjalan aman dan surat kepada Asaf, penjaga taman raja, untuk meminta bahan dasar membangun pintu gerbang.

Raja akhirnya mengutus Nehemia berangkat ke Yehuda untuk membangun tembok Yerusalem. Berkat surat tersebut, Nehemia menyatakan dirinya sebagai utusan raja. Tidak ada orang yang berani menyerang utusan raja karena itu berarti memberontak kepada raja. Nehemia sangat cerdik, berani, dan tulus dalam melindungi diri dan melakukan pekerjaan Tuhan.

Tahun 1990-an sempat populer film serial, MacGyver, yang mengisahkan seorang pria cerdik, berani, dan bertindak untuk kebaikan. MacGyver mampu mengatasi masalah-masalah genting demi kebaikan, seperti menghentikan bom waktu, melakukan aksi penyelamatan, dan lain-lain dengan menggunakan akal budi yang Tuhan berikan. Ada banyak rintangan dan risiko, tetapi ketangkasan dan kecerdikan Macgyver memampukannya untuk menyelamatkan diri maupun orang lain.

Saudaraku, Tuhan telah memberikan akal budi kepada Anda. Mari gunakan seperti yang diajarkan Yesus, “Cerdik seperti ular namun tulus seperti merpati.” Seperti Nehemia, gunakan kecerdikan Anda untuk kebaikan dan terus bersandarlah kepada Tuhan saat menggunakannya.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kecenderungan tipe Anda, bertindak dulu baru berpikir atau berpikir dulu baru bertindak? Mana yang lebih cerdas?
  • Apa langkah konkret agar Anda dapat menjadi orang yang cerdik, berani, namun tulus?