Bagikan artikel ini :

Ego Pembunuh Pernikahan

Filipi 2:1-11

dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
- Filipi 2:3

Sangat menyedihkan jika mendengar kabar keluarga yang kita kenal bercerai dan mengakhiri pernikahan mereka. Alasan perceraian yang sering kita dengar dari mereka antara lain pasangan saya tidak ada ketika saya membutuhkannya atau pasangan saya tidak peduli dengan kebutuhan-kebutuhan saya. Ada pula yang beralasan pasangan saya mau menang sendiri.

Jika kita menyimak alasan-alasan di atas maka garis besar penyebab perceraian adalah ego masing-masing pribadi, baik suami atau pun istri. Ego adalah pembunuh pernikahan yang mengancam semua pasangan di dunia. Keinginan untuk dipuaskan dan dituruti keinginannya sudah menjadi bagian dari manusia yang berdosa. Ego atau sikap mementingkan diri sendiri selalu mengabaikan kebahagiaan orang lain.

Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Filipi serta kepada Anda dan saya bahwa kita harus menjauhkan diri dari mencari kepentingan diri sendiri yang sia-sia. Jika semua orang mau menang sendiri maka hanya menimbulkan konflik dan pertikaian antar sesama. Melalui bagian ini Paulus mengajak kita semua mengembangkan sikap rendah hati, dengan menganggap orang lain lebih utama daripada diri kita sendiri. Demikian pula di dalam keluarga atau pun pernikahan, kita harus menjadikan pasangan, yang kita sayangi dan cintai, menjadi yang utama lebih daripada diri kita sendiri.

Tanpa sikap mengutamakan pasangan, yang ada adalah persaingan yang didasari atas kesombongan dan keinginan menjadi yang lebih utama atau yang diutamakan. Jika ingin keluarga/pernikahan kita harmonis, buanglah jauh-jauh ego pribadi dan hendaklah merendahkan hati satu sama lain demi orang yang kita kasihi. Kasih seharusnya bisa membawa kita kepada penundukkan diri demi orang yang kita kasihi. Kristus sendiri telah merendahkan hati dan diri-Nya, dengan rela menjadi hamba bahkan mati sebagai orang yang terkutuk di atas kayu salib (ay. 8). Karena kasih, Yesus rela melakukan pengorbanan tersebut.

Saudara-saudaraku yang terkasih, teladanilah Kristus di dalam hidup bersama dengan pasangan dan jadikanlah pasangan yang utama di dalam hidup Anda. Tanamkan kerendahan hati yang akan membawa kebahagiaan di dalam rumah tangga Anda.

Refleksi diri:

  • Apa ego yang masih/pernah menguasai diri Anda khususnya terhadap pasangan Anda?
  • Bagaimana teladan Yesus dalam merendahkan diri bisa Anda terapkan dalam sikap terhadap pasangan atau anggota keluarga lainnya?