Bagikan artikel ini :

Happy Ending?

Maleakhi 1:1-5

Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
- 1 Yohanes 4:16b

Jika kita mengibaratkan Perjanjian Lama sebagai sebuah novel, mungkin kita akan berkesimpulan bahwa bagian ini tidak memiliki happy ending. Bagaimana tidak? Kitab Maleakhi, kitab terakhir dalam Perjanjian Lama, merupakan pesan Tuhan yang penuh teguran kepada bangsa yang masih saja tidak bertobat, bahkan sesudah Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan.

Memang ada benarnya. Israel masih sama bebalnya seperti dulu. Namun, Tuhan pun sama seperti dulu: tetap mengasihi mereka. Itulah sebabnya mengapa Kitab Maleakhi, meski dipenuhi dengan teguran Tuhan, dimulai dengan pernyataan gamblang dari Tuhan bahwa Dia mengasihi mereka dan bukan yang lain (ay. 2-3). Kisah Tuhan dengan Israel diawali dengan kasih-Nya. Jadi, pada ending-nya pun Tuhan mengutarakan kasih-Nya kembali. Jadi, apakah Perjanjian Lama berakhir dengan sad ending? Ya dan tidak. Tuhan yang penuh kasih selalu menyediakan happy ending untuk mereka. Sayang sekali, justru orang-orang Israel-lah yang memilih untuk menolak happy ending tersebut.

Perjalanan kita dengan Tuhan tentunya dipenuhi dengan naik turun. Grafik pertumbuhan rohani kita tidak selalu miring ke atas. Namun, kita percaya nanti saat menoleh ke belakang, kita akan melihat bahwa di dalam kasih Tuhan, kita akan berada di posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Masih lebih baik jatuh, bangun, dan jatuh lagi, tapi kemudian bangkit dan bertumbuh daripada terus-terusan flat.

Saat ini Anda mungkin sedang burn out. Atau mungkin merasa doa-doa Anda hanya sampai ke plafon. Anda bahkan tidak tahu kenapa masih membaca renungan ini. Anda bosan menjadi orang Kristen. Sama seperti perkataan Tuhan kepada orang-orang Israel, Dia kembali mengingatkan Anda bahwa diri-Nya selalu mengasihi Anda. Dan kebenaran ini cukup untuk memampukan Anda tetap mengarahkan pandangan kepada-Nya. Setidaknya demikianlah perkataan Kitab Maleakhi.

Selama Anda masih bernafas, tidak peduli betapa pun terpuruknya Anda, Anda masih belum sampai pada ending. Percayalah dan selalu ingat, Tuhan Yesus Kristus penuh kasih dan senantiasa memperhatikan Anda. Maukah Anda mendapatkan happy ending itu bersama Tuhan Yesus?

Refleksi diri:

  • Bagaimana keadaan Anda saat ini? Apakah pertumbuhan rohani Anda sedang menaik meski mungkin saat ini dalam kondisi turun?
  •  Apa momen-momen masa lalu yang bisa membuat Anda merasakan dengan jelas kasihTuhan?