Bagikan artikel ini :

Identitas Kristus Dalam Diri

Yunus 1:4-10

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
- 2 Korintus 5:17

Hari raya yang paling saya tunggu saat kecil adalah Imlek. Saya menantinya karena pada hari itu saya akan mendapat banyak angpao berisi uang, yang bisa saya kumpulkan dan setorkan ke bank. Makin tahun, makin banyak isi rekening saya dan membuat saya, yang masih kecil, makin percaya diri untuk berbicara dengan orang-orang yang lebih dewasa. Saya yang masih kecil secara tidak sadar menaruh identitas dan makna diri pada uang yang saya miliki. Pertanyaannya: apa dasar identitas dan makna diri Anda?

Identitas dan makna diri Yunus terletak pada rasnya sebagai orang Ibrani, baru kemudian pada Allah yang ia sembah. Pelarian Yunus dari panggilan Tuhan kepadanya, membawa ia ke dalam perahu yang hampir karam di tengah badai. Para awak kapal menyimpulkan bahwa kondisi yang menimpa mereka disebabkan oleh dosa salah satu orang di atas kapal dan undian membawa mereka kepada Yunus (ay. 6-7). Mereka memberikan rangkaian pertanyaan untuk mengerti identitas Yunus dan pada akhirnya, Allah siapa yang ia sembah (ay. 8). Jawaban Yunus terhadap rentetan pertanyaan tersebut menunjukkan apa yang menjadi dasar identitasnya. Ia menjawab, “Aku seorang Ibrani” baru setelah itu menyebutkan Tuhan yang ia layani (ay. 9).

Ras menjadi dasar bagi identitas diri Yunus, dibandingkan imannya kepada Tuhan. Ini menjelaskan mengapa ia begitu enggan mengabarkan pertobatan bagi bangsa lain. Ketika dihadapkan untuk memilih antara setia pada bangsanya atau pada panggilan Tuhan bagi bangsa lain, Yunus dengan jelas memilih yang pertama.

Hal mendasar dalam identitas manusia akan menentukan tindakan yang diambilnya. Craig Groschel mengatakan dalam podcast-nya, “Your identity shapes your action.” Apabila kita menaruh dasar identitas diri selain dari karya Tuhan dalam kita maka tentunya tindakan kita juga tidak akan sesuai dengan firman-Nya. Entah hal baik atau buruk yang kita jadikan dasar identitas diri, tidak akan membuat kita semakin serupa dengan Tuhan. Mari jadikan karya Yesus yang menebus kita sebagai landasan identitas diri, maka hidup kita akan semakin berarti karena akan terus diubahkan makin serupa dengan Kristus.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang tanpanya hidup terasa tidak berarti? Apakah Kristus atau malahan hal lainnya?
  • Apa komitmen yang Anda ingin ambil untuk menjadikan Yesus sebagai dasar identitas diri Anda?