Bagikan artikel ini :

Jadi Atasan Yang Macthing

Galatia 5:1-15

Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
- Galatia 5:14

Suatu hari saya melihat seorang atasan memaki bawahannya dengan kata-kata nggak karuan. Hati saya jadi ikut nggak karuan. Manusia khan insan bukan sebungkus manisan. Kita sama derajatnya di hadapan Tuhan, sama-sama ciptaan. Dia Tuhan Sang Pencipta saja menghargai Anda dan saya sebagai makhluk ciptaan. Kok manusia terhadap sesamanya, yang sama-sama ciptaan, malah saling menekan dan mengucilkan.

Ini sangat bertentangan dengan apa yang Alkitab ajarkan tentang mengasihi sesama manusia. Mari kita baca sekali lagi ayat di atas. Kasihilah sesama kita manusia seperti layaknya kita mengasihi diri sendiri. Anggap orang lain seperti diri kita sendiri. Jika bicara kepada orang lain, hendaklah seperti bicara terhadap diri sendiri. Kalau memperlakukan orang lain, sebaiknya memperlakukannya seperti terhadap diri kita. Mikir dulu, rasakan dulu, sebelum bicara dan bertindak.

Melihat seorang atasan begitu kasar terhadap bawahannya, saya jadi merasa geram. Memangnya karena memegang posisi atasan, ia bebas berlaku seenaknya terhadap karyawan? Saat dipercayakan sebuah jabatan pimpinan dan Anda semena-mena terhadap bawahan, sama artinya Anda sedang membenci diri. Ini juga berarti Anda sedang merusak diri sendiri.

Baru jadi atasan saja belagu-nya nggak ketulungan. Padahal atasan di Pasar Baru 100 ribu dapat dua potong, hehehe.. bukan, bukan itu maksud saya. Tidak ada posisi atau jabatan yang perlu disombongkan. Jabatan hanyalah sebuah kepercayaan. Harta kedudukan cuma titipan dari Tuhan. Pemilik sesungguhnya seluruh posisi yang ada di dunia adalah Tuhan.

Jangan menyalahgunakan segala sesuatu yang Tuhan titipkan kepada kita. Di dalamnya ada pertanggungjawaban yang Tuhan minta. Kalau atasan berlaku galak terhadap bawahan, itu ibarat pakai baju nggak nyambung. Atasan kotak-kotak, bawahan polkadot, hihihi.... Nggak matching malah membuat kepala pening, karena tak serasi.

Daripada ribet mau jadi atasan, mending jadi setelan. Serasi antara atasan dan bawahan. Adem lihatnya dan menyenangkan. Atasan biru, bawahan abu-abu. Cucok nggak yah?

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda memperlakukan sesama selama ini? Apakah memperlakukan mereka seperti terhadap diri sendiri?
  • Jika Anda dipercaya menjadi atasan, sudahkah Anda melihatnya sebagai kedudukan sementara yang dipercayakan Tuhan?