Jangan Mendukakan Roh Kudus
Efesus 4:30
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
- Efesus 4:30
Seorang ibu menceritakan bagaimana hatinya hancur melihat anaknya terus-menerus membuat keputusan yang merusak hidupnya sendiri. Meskipun sang ibu telah berulang kali menasihati dengan kasih, sang anak tetap memilih jalan yang salah. Perasaan sedih sang ibu menggambarkan apa yang dirasakan Roh Kudus ketika kita sebagai anak-anak Allah, hidup dengan cara yang mendukakan-Nya. Penulis dan pendeta, A.W. Tozer mengingatkan, “Kita mendukakan Roh Kudus ketika mengabaikan bisikan lembut-Nya dalam hati kita.”
Roh Kudus bukan sekadar roh kekuatan, tetapi Pribadi yang memiliki perasaan. Roh Kudus dikaruniakan kepada kita saat kita percaya Yesus dan menjadi pengikut-Nya. Dia senantiasa mengiringi perjalanan hidup kita dan mengarahkan kita pada jalan kebenaran. Roh Kudus berduka ketika kita menolak pimpinan-Nya. Saat kita dengan sadar memilih untuk berbuat dosa, mengabaikan kebenaran atau menolak pertobatan, kita mendukakan hati-Nya. Kita seharusnya sadar bahwa setiap keputusan yang diambil memiliki dampak, tidak hanya pada diri kita sendiri, tetapi juga pada hubungan kita dengan Allah. Ayat emas mengingatkan bahwa kita telah dimeteraikan oleh Roh Kudus. Meterai adalah tanda kepemilikan dan jaminan keselamatan kita. Teolog John Piper dengan tepat menekankan, “Meterai Roh Kudus adalah jaminan kasih Allah, bukan lisensi untuk berbuat dosa.” Hak istimewa ini seharusnya memotivasi kita untuk mengikuti kehendak Allah, bukan malahan menjadi alasan untuk hidup sembrono. Sebagai orang percaya, kita memiliki tanggung jawab untuk hidup kudus.
Kita dimeteraikan menjelang hari penyelamatan. Ini mengingatkan kita bahwa hidup Kristiani adalah sebuah proses perjalanan menuju kesempurnaan. Setiap hari adalah kesempatan untuk bertumbuh dalam kekudusan dan menyukakan hati Roh Kudus sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Belajarlah lebih peka terhadap pimpinan Roh Kudus. Ketika Dia menegur melalui firman atau hati nurani kita, jangan keraskan hati. Ketika Roh Kudus mendorong kita untuk melakukan kebaikan, lakukanlah segera. Dengan cara ini hidup kita akan menjadi sukacita bagi Roh Kudus yang telah memeteraikan kita. Bukalah hati dan telinga kita terhadap Roh Kudus, supaya kita mengalami kedekatan yang lebih dalam lagi dengan Allah dan menghindari mendukakan Roh Kudus.
Refleksi Diri:
- Kapan Anda terakhir kali mengabaikan tuntunan Roh Kudus? Dalam hal apa dan apa akibatnya?
- Bagaimana Anda akan hidup lebih peka dan belajar mendengar pimpinan Roh Kudus?