Barap Api Di Atas Kelapa
Roma 12:17-21
Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
- Roma 12:20
Sebuah kutipan mengatakan demikian: Jika ada buah busuk di atas pohon jangan kamu petik, biarkan saja. Sebab ia akan jatuh dengan sendirinya. Begitu juga dengan orang yang busuk atau jahat hatinya, biarkan saja, tidak usah kamu lawan. Sebab akan tiba saatnya ia akan jatuh dan malu dengan sendirinya.
Mempraktikkan nasihat di atas tidaklah mudah sebab kecenderungan manusia berdosa adalah selalu ingin membalas. Umumnya, kita terbiasa membalas kebaikan dengan kebaikan atau kejahatan dengan kejahatan, jarang ada yang membalas kejahatan dengan kebaikan. Namun, ayat emas di atas mengingatkan kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Mengapa? Alasan yang dikemukakan oleh Rasul Paulus, yaitu “Pembalasan itu hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” (ay. 19b). Pembalasan itu hak Tuhan, bukan hak kita. Lalu, apa hak kita terhadap orang yang berbuat jahat kepada kita? Hak kita adalah melakukan apa yang baik bagi orang yang melakukan kejahatan kepada kita (ay. 17). Hak kita adalah hidup dalam perdamaian dengan semua orang (ay. 18). Hak kita yang terakhir adalah memberi makan dan minum kepada seteru atau musuh kita (ay. 20a).
Mungkin Anda bertanya, bukankah berbagai sikap di atas bodoh dan konyol? Musuh semestinya dilawan, kalau perlu dibinasakan, bukan dikasihani apalagi dibaiki. Iya benar! Tapi melawan dan membalas adalah prinsip dan ajaran dunia. Sebagai anak-anak Tuhan, kita seharusnya mengikuti dan mempraktikkan prinsip-prinsip hidup surgawi yang diajarkan Tuhan Yesus. Sebagaimana Yesus contohkan ketika berada di atas kayu salib, Dia justru berdoa agar Bapa mengampuni mereka yang menyalibkan diri-Nya.
Hendaklah kita membalas kejahatan dengan kebaikan. Utamakan hidup damai dengan semua orang dan berilah tempat pada murka Allah yang membalas mereka yang berbuat jahat kepada kita. Biarkan Tuhan yang mengadili dengan adil. Bila musuh kita lapar dan haus, beri ia makan dan minum. “Tumpuk bara di atas kepalanya” sehingga ia takjub dan malu melihat sifat-sifat Allah yang mengasihi dan murah hati ada di dalam diri kita. Jikalau Tuhan berkehendak, ia bisa bertobat dan beriman kepada Kristus. Amin.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah disakiti dan dijahati oleh orang yang pernah Anda tolong?
- Bagaimana Anda berespons saat itu? Apakah dengan prinsip dan cara duniawi ataukah prinsip surgawi, yaitu mengikuti teladan Tuhan Yesus dengan berbuat baik dan memberkati mereka?