Laki -laki dan Perempuan
Kejadian 2:15-23
JLalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”
- Kejadian 2:23
Banyak orang mengalami kebingungan mengenai peran laki-laki dan perempuan pada masa kini. Penggiat gerakan LGBTQ+ menyuarakan bahwa gender seseorang tidak terikat dengan anatomi biologisnya. Mereka berpendapat bahwa setiap orang berhak menentukan gendernya secara pribadi. Kondisi ini diperburuk dengan kondisi sosial yang berubah karena tekanan kehidupan sehingga banyak laki-laki dan perempuan yang bingung akan peran mereka di dalam keluarga, serta kehidupan. Mari kita kembali menilik rancangan semula Tuhan ketika menciptakan laki-laki dan perempuan.
Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Allah menciptakan laki-laki terlebih dahulu dengan peran sebagai pemimpin. Laki-laki diciptakan yang pertama dan menerima mandat untuk mengelola ciptaan Allah (Kej. 2:7-8, 15) dan diberikan kuasa untuk memberikan nama kepada hewan-hewan ciptaan-Nya (ay. 19). Perempuan diciptakan karena laki-laki tidakmenemukan ciptaan yang sepadan dengan dirinya, tetapi tidak berarti perempuan diciptakan dengan derajat yang lebih rendah daripada laki-laki. Keduanya diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sehingga memiliki harkat dan martabat yang sama.
Hubungan antara laki-laki dan perempuan pada awalnya bukanlah hubungan antara pemimpin dan bawahan, melainkan hubungan saling mengasihi. Ketika laki-laki melihat perempuan yang diciptakan oleh Allah dari tulang rusuknya, perkataan yang muncul dipenuhi sukacita, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan (issah), sebab ia diambil dari laki-laki (ish).” (ay. 23). Laki-laki itu bersukacita sehingga mengatakan “inilah dia” atau dalam bahasa Inggris “this at last” (ESV) yang menggambarkan nuansa penemuan rekan sepadan yang telah dicari-cari sekian lama.
Allah menciptakan manusia hanya dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, dengan perannya masing-masing. Allah tidak merancang harkat atau martabat laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan ataupun sebaliknya. Keduanya setara di hadapan Allah, meskipun memiliki peran yang berbeda-beda. Saudara, marilah menghidupi dengan sungguh-sungguh peran yang Tuhan sudah berikan sesuai jenis kelamin Anda di alam lingkungan keluarga. Anda dapat mengambil berbagai peran di luar keluarga sesuai kapabilitas Anda, tetapiingatlah akan peranan khusus yang Tuhan berikan dalam keluarga Anda. Berperanlah sesuai
dengan rancangan semula Tuhan.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda melihat harkat dan martabat yang terdapat dalam peran Anda sebagai laki-laki atau perempuan?
- Apa yang mau Anda lakukan dengan lebih baik, khususnya di dalam keluarga sesuai dengan jenis kelamin Anda?