Yesus Mmberikan Semuanya
1 Korintus 11:18-26
dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”
- 1 Korintus 11:24
Margaret Rose Powers pernah bercerita di majalah Guide Post, “Suatu malam saya sedang berjalan di tepi pantai bersama Tuhan dan di langit muncul kilasankilasan peristiwa kehidupan saya. Saya menoleh ke belakang saya melihat dua pasang jejak kaki di pasir. Sepasang milik saya, sepasang lagi milik Tuhan. Betapa terkejutnya saya bahwa sering dalam perjalanan hidup saya hanya terlihat sepasang jejak kaki. Saya bertanya, ‘Tuhan, kata-Mu ketika saya mengikut Engkau, Engkau akan berjalan besertaku. Namun, pada masa paling sulit dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak kaki. Mengapa Engkau meninggalkanku pada saat aku paling membutuhkan diri-Mu?’ Tuhan menjawab, ‘Anak-Ku yang kukasihi, Aku tidak pernah meninggalkanmu selama masa pencobaan. Ketika engkau melihat hanya ada satu pasang jejak kaki, Aku sedang menggendongmu.’”
Pernahkah Anda meragukan kasih dan setia Tuhan dan merasa ditinggalkan-Nya ketika mengalami pencobaan dan kesulitan hidup yang berat? Jika demikian, bertobatlah. Kita hendaklah ingat akan sakramen perjamuan kudus yang secara rutin gereja lakukan untuk umat-Nya. Sakramen ini membuktikan kasih dan kebaikan Tuhan yang tidak berubah untuk selama-lamanya.
Bagaimana seharusnya respons kita kepada Tuhan saat menghadapi kesulitan hidup? Pertama, kita harus selalu mengingat kasih dan karya Kristus. Ayat emas menegaskan, “… perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Makna perjamuan di malam Paskah mulamula adalah merayakan pembebasan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Dalam konteks zaman sekarang adalah merayakan pembebasan umat Kristen dari belenggu dosa melalui karya Kristus, di kayu salib. Kedua, kita harus selalu mengasihi Tuhan dan sesama. Gereja di Korintus mengalami perpecahan karena keegoisan mereka, tidak menantikan orang lain saat berkumpul mengikuti perjamuan kasih (ay. 18-20). Ada yang makan dan mabuk, sedangkan yang lain kelaparan. Tunjukkanlah kasih, jangan egois. Ketiga, kita harus rajin memberitakan Injil. “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (ay. 26).
Saat mendekati meja perjamuan kudus, sadarilah bahwa kita sudah berdosa dan tidak mempunyai harapan untuk diterima dalam kemuliaan Allah tanpa Yesus. Akuilah semua dosa, bertobat, dan kembali pada jalan yang benar sesuai firman Tuhan, kemudian bersukacita atas pengampunan dan karya keselamatan yang tersedia bagi kita di dalam Yesus Kristus.
Refleksi Diri:
- Apa yang paling berharga yang Dia sudah berikan bagi Anda? Bagaimana respons Anda selama ini atas pemberian tersebut?
- Apakah Anda sudah memberikan segalanya yang terbaik, totalitas hidup Anda kepada-Nya? Apa buktinya?