Bagikan artikel ini :

Jangan Tinggi Hati!

Mazmur 131

Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
- Mazmur 131:1

Manusia memiliki potensi jatuh ke dalam dosa tinggi hati dan kesombongan. Kesombongan dapat membuat seseorang lupa daratan, merasa diri lebih hebat, tidak mau kalah dari orang lain, bahkan merasa diri sama seperti Allah. Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Ams. 16:18). Kesombongan jelas memberikan dampak negatif bagi manusia.

Di bagian awal Mazmur 131, Daud mengatakan dirinya tidak tinggi hati dan tidak memandang dengan sombong. Ia bukan membandingkan dirinya dengan orang lain, melainkan sedang merefleksikan diri di hadapan Tuhan. Daud telah diterpa banyak kesulitan hidup sehingga menyadari dirinya tidak boleh tinggi hati. Apakah ini berarti seseorang tidak boleh mengejar mimpi atau cita-citanya yang besar? Tentu boleh. Tapi pengejarannya bukan dimotivasi untuk menjadikan dirinya besar di mata manusia hingga akhirnya menjadi sombong. Pengejaran cita-citanya diraih dengan cara berjuang dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Namun, Daud juga tidak imun terhadap dosa kesombongan. 1 Tawarikh 21:1-17 mencatat kisahnya. Setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, Dauh bukannya bersyukur tetapi jatuh ke dalam kesombongan. Ia merasa kemenangan tersebut diraih karena memiliki kekuatan tentara yang hebat. Daud merasa punya andil besar. Sebagai wujudnya, ia meminta panglima Yoab untuk melakukan sen-sus. Yoab sempat menolak, tetapi Daud tetap menghendakinya. Akhirnya, Tuhan menghukum dosa Daud sehingga tulah ditimpakan atas Israel.

Agar terhindar dari sikap sombong kita harus menenangkan dan mendiamkan jiwa di hadapan Tuhan. Seperti seorang anak yang disapih berbaring di dekat ibu-nya, ia tidak berdaya dan hidupnya bergantung kepada ibunya. Saat berada dekat ibunya, ia merasa aman, nyaman, dan tenang. Inilah indahnya berelasi dengan Tuhan. Manusia membutuhkan Tuhan, manusia tidak berdaya tanpa pertolongan Tuhan. Dengan sikap ini, manusia berharap Tuhan menolongnya untuk tidak menjadi sombong.

Tinggi hati dan sombong dapat dialami oleh siapa pun, termasuk Anda. Hindari sikap tinggi hari dan miliki relasi yang indah dengan Tuhan. Latih kepekaan rohani Anda bersama Tuhan dan teruslah mengandalkan-Nya. Apa yang Anda perbuat, semua bukan andil Anda semata, tetapi karena campur tangan Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah hidup di dalam kesombongan? Bagaimana perasaan Anda saat itu?
  • Apa langkah konkret yang akan Anda lakukan agar tidak menjadi sombong?