Bagikan artikel ini :

Kasih Karunia-Nya Mengatasi Kepahitanku

Ibrani 12:1-17

Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
- Ibrani 12:15

Setiap manusia memiliki potensi hidup di dalam kepahitan. Akibat dosa, saat berelasi manusia bisa saling menyakiti. Bagi yang menyakiti, kesalahan bisa menjadi penyesalan yang membebani hidup. Sementara bagi yang disakiti, luka bisa berubah menjadi kebencian atau trauma. Akar pahit awalnya mungkin kecil lalu bertumbuh, tetapi lama-kelamaan racunnya akan bereaksi memengaruhi hidup. Tidak ada hal positif yang dihasilkan akar pahit dan itu diungkapkan dengan kalimat “menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang”.

Paulus menasihati jangan ada tumbuh akar pahit. Caranya dengan mendekat pada kasih karunia Allah, yaitu dengan sengaja tetap berada dalam lingkaran kebaikan Allah. Jika menjauh, seseorang akan gagal menerima dan mengalami kasih karunia Allah. Roma 5:15 mencatat, “… jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah …” Dalam kasih karunia Allah, ada pengampunan, pembenaran, dan pemulihan hidup. Kasih karunia Allah teramat besar dan mampu memulihkan kepahitan.

Lihatlah perbandingan kisah dua murid Yesus yang menyakiti-Nya dengan cara berkhianat. Yudas mengkhianati Yesus dengan menjual-Nya kepada imam dan tetua bangsa Yahudi, sementara Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Keduanya dipenuhi rasa penyesalan.

Yudas berusaha menebus kesalahan dengan kembali menghadap para imam dan tua-tua, tapi tidak berhasil. Penyesalan Yudas membawanya hidup dalam kepedihan dan akhirnya bunuh diri. Hantu rasa bersalah lebih besar daripada kasih karunia.

Berbeda dengan Petrus. Ia juga mengalami kepedihan dan rasa bersalah. Namun, ia menemukan kasih karunia Allah yang memulihkan hidupnya. Yesus menampakkan diri kepadanya dan tiga kali bertanya kepadanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” jumlah yang sama dengan penyangkalan Petrus. Yesus memulihkan Petrus agar tidak terpenjara penyesalannya. Dia punya rencana besar baginya, yaitu menggembalakan domba-domba-Nya. Syukur Petrus menerima kasih karunia-Nya sehingga dipulihkan.

Tidak ada manusia yang sempurna. Semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah dan hidup di dalam natur dosa. Menyakiti atau disakiti merupakan dua sisi koin yang sulit dipisahkan. Yakinilah, kasih karunia Allah dapat memulihkan apa pun kepahitan Anda. Mendekatlah senantiasa kepada Tuhan Yesus dan nikmati kasih karunia-Nya setiap hari.

Refleksi Diri:

  • Adakah kepahitan dan rasa bersalah yang sekarang masih mengungkung diri Anda?
  • Sudahkah Anda menceritakan semua kepahitan kepada Tuhan Yesus dan memohon kepada-Nya untuk memulihkan hidup Anda?