Bagikan artikel ini :

Kode Rahasia Kerajaan Allah

Markus 4:1-12

Jawab-Nya: “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
- Markus 4:11

Penggunaan kode rahasia untuk komunikasi, transaksi, dan sebagainya, sangatlah umum. Di era modern ini, kita banyak mengunakan kode rahasia (PIN, password atau kata sandi) entah untuk melindungi dokumen-dokumen penting yang sifatnya rahasia, perangkat digital, akun digital, transaksi daring, dll. Komunikasi antar tentara di medan perang pun juga disamarkan dengan kode rahasia sehingga berita yang hendak disampaikan tidak dapat dimengerti oleh musuh. Apa yang mungkin tak terbayangkan adalah Yesus juga terkadang menyembunyikan pesan sebenarnya dari apa yang disampaikan-Nya saat mengajar orang banyak. Mengapa Yesus menggunakan kode rahasia?

Markus 4:1-12 mencatat Yesus mengajar orang banyak di tepi danau dan Dia mengajar mereka dengan menggunakan perumpamaan. Perikop hari ini berisi perumpamaan tentang seorang penabur. Saat ia menabur benih-benih, ada yang jatuh di tepi jalan (ay. 4), ada juga yang jatuh di tanah berbatu-batu (ay. 5), tanah yang bersemak duri (ay. 7), dan terakhir di tanah yang baik (ay. 8). Ketika Yesus sendirian, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan menanyakan tentang arti perumpamaan tersebut (ay. 10). Sebelum Yesus menjawab, Dia berkata bahwa kepada mereka, yakni murid-murid-Nya, diberikan rahasia Kerajaan Allah (ay. 11). Di dalam bahasa hari ini, murid-murid diberikan password atau kata sandi agar mereka dapat membuka arti perumpamaan sehingga dapat memahaminya. Namun, bagi orang banyak yang tidak memiliki kode rahasia sekalipun mendengar, tidak akan menanggapinya. Mereka mendengar, tetapi tidak mengerti (ay. 12). Mengapa? Karena Yesus hendak menyaring murid-murid yang sejati dan mereka yang sekadar ikut-ikutan. Mereka yang sungguh-sungguh, saat tidak paham, akan datang kepada Yesus untuk bertanya dan akhirnya menjadi paham setelah dijelaskan oleh-Nya. Namun, bagi mereka yang sekadar datang, saat tidak memahami mereka tidak akan datang bertanya kepada Yesus. Inilah tujuan sebenarnya Yesus menyampaikan perumpamaan, menyaring mereka yang sungguh-sungguh dan yang sekadar ikut-ikutan.

Hari ini kita orang-orang percaya diberikan juga akses oleh Tuhan untuk dapat mengerti kebenaran firman Tuhan. Panggilan kita sama seperti murid-murid Yesus, yaitu datang mencari dan menggali lebih dalam sehingga kita bisa belajar untuk dapat mengerti dan bertumbuh dalam iman.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada pertanyaan-pertanyaan tentang iman Kristen yang Anda belum pahami?
  • Siapa dan dengan cara bagaimana Anda berusaha bertanya untuk memahaminya? Apakah ada kerinduan untuk belajar dan menggali kebenaran-Nya?