Bagikan artikel ini :

Mampu melihat Allah

Matius 5:1-12

Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.
- Matius 5:8

Melihat Allah merupakan tujuan terjauh, kepuasan tertinggi, sekaligus kebahagiaan terdalam yang didambakan tiap insan Kristiani. Saat kita bisa melihat Allah maka semua rahasia akan terungkap, semua selubung akan tersingkap, dan semua pertanyaan akan terjawab. Ada kepastian atas pertanyaan-pertanyaan hidup. Hidup kita sekarang, masih sarat dengan rahasia yang tak terungkap, dengan pertanyaan yang tak terjawab, dan dengan kerinduan yang tak terpuaskan.

Yesus mengatakan orang yang suci hatinya akan melihat Allah. Siapakah yang suci hatinya? Kalau yang suci tampangnya, banyak. Yang suci lagaknya, tidak sedikit. Begitu pula yang sok suci, segudang jumlahnya. Namun, yang suci hatinya? Yesus meminta kita untuk melihat diri sendiri, apakah kita hanya suci penampilannya, lagaknya atau bahkan sok suci? Kata-kata Yesus mengajak kita untuk membedah diri serta bertanya, apakah yang mendorong kita melakukan sesuatu? Ingat, Tuhan tahu apakah hati kita tulus, murni, dan suci.

Orang-orang yang suci hatinya adalah orang-orang yang jujur, tidak ada motivasi terselubung, tulus di dalam perkataan dan perbuatan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang tulus, yang sinkron antara tindakan maupun perkataan. Ia besikap murni apa adanya, tidak punya keinginan menipu atau memainkan strategi apa pun di dalam relasinya dengan Tuhan maupun dengan sesama.

Kesucian atau kekudusan haruslah diusahakan dan dikejar. Paulus juga menyampaikan supaya kita berusaha hidup damai dengan semua orang dan mengejar kesucian serta kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14).

Kesucian di dalam hati adalah melakukan kehendak Allah serta melaksanakannya dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, tanpa mempertahankan apa-apa. Harapan saya, Anda dan saya akan melihat Allah, pada hari itu. Melihat-Nya dalam keadaan sebenarnya, muka dengan muka.

Marilah kita berdoa, ya Tuhan, sucikan dan murnikan hatiku ini. Jauhkan dari maksud terselubung yang di luar kehendak-Mu. Supaya ku mampu melihat Engkau di dunia ini dan di sorga baka nanti.

Salam sucikan hati.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kesucian hati Anda selama ini dalam perkataan dan perbuatan? Sudahkah selaras dengan kehendak Tuhan Yesus?
  • Apa yang akan Anda lakukan untuk menjaga kesucian hati?