Bagikan artikel ini :

Manut Gusti Yesus

Efesus 5:1-2

Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih,
- Efesus 5:1-2a

Seorang ayah mengajak putri kecilnya bermain dan berjalan-jalan di taman kota. Sang ayah berkata lembut, “Nak, pegang tangan ayah ya.. Ikuti langkah ayah.” Tanpa ragu, si gadis kecil menggenggam erat tangan ayahnya. Matanya berbinar penuh kepercayaan, senyumnya merekah penuh kegembiraan. Ia tahu selama mengikuti ayahnya, dirinya akan aman dan bahagia.

Begitulah gambaran sederhana yang mendalam tentang bagaimana kita dipanggil untuk “manut” atau taat dalam mengikuti Gusti Yesus. Dalam Efesus 5:1-2, Rasul Paulus mengajak kita untuk menjadi “penurut-penurut Allah” yang taat kepada-Nya. Ketaatan kepada Tuhan bukanlah beban, melainkan respons cinta seorang anak kepada Bapa yang mengasihinya. Sama seperti gadis kecil yang dengan penuh sukacita mengikuti ayahnya, kita juga dipanggil untuk mengikuti Tuhan dengan keyakinan dan kasih. Apa saja syarat untuk menjadi penurut Allah?

Pertama, paham akan identitas sebagai anak terkasih. Ketaatan kepada Allah merupakan ungkapan cinta yang tulus, bukan kewajiban yang membebani. Kita sadar telah dikasihi Allah, membuat ketaatan menjadi respons alami dan penuh sukacita terhadap kasih-Nya.

Kedua, meneladani karakter Allah. Menjadi penurut Allah berarti meneladani karakter-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Kita dipanggil untuk mencerminkan sifat-sifat Allah, terutama kasih-Nya yang tanpa syarat. Kasih Kristus, yang rela berkorban untuk kita, harus menjadi panduan dalam setiap tindakan kita. Dengan meniru sifat-sifat Allah, kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Ketiga, hidup dalam kasih. Ini bukan hanya tentang merasakan kasih, tetapi tentang tindakan nyata yang merefleksikan kasih Kristus. Hidup dalam kasih berarti mengasihi sesama dengan cara yang sama seperti Kristus mengasihi kita, dengan pengorbanan, kemurahan hati, dan kesediaan untuk memaafkan. Setiap tindakan kita harus mencerminkan kasih Kristus yang menjadi panduan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Memahami panggilan untuk menjadi penurut Allah mengajarkan kita untuk meresapi kasih yang telah diberikan Allah kepada kita dan menjadikannya sebagai dasar dalam ketaatan kita. Kita juga diundang untuk mengikuti Tuhan Yesus dengan sukacita dan keyakinan, mengetahui bahwa Dia akan membimbing kita melewati segala tantangan hidup. Ketaatan kita, yang didorong oleh kasih dan teladan Kristus, akan membuat hidup kita menjadi cerminan hidup dari kasih Allah yang sejati.


Refleksi Diri:
• Bagaimana Anda dapat lebih memahami dan mengaplikasikan diri Anda sebagai
penurut-penurut Allah dalam kehidupan sehari-hari?
• Apa tindakan kasih yang dapat Anda lakukan yang mencerminkan kasih Kristus dalam
hubungan Anda dengan orang lain?