Bagikan artikel ini :

Membangun Keluarga Di Dalam Tuhan

Mazmur 127

Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
- Mazmur 127:1

Mazmur 127 merupakan Mazmur hikmat yang ditulis oleh Salomo, seorang paling bijaksana yang pernah hidup di muka bumi. Banyak cendekiawan biblika meyakini bahwa Mazmur 127 adalah salah satu dari 15 Mazmur yang biasa dinyanyikan oleh para peziarah Yahudi ketika berziarah ke bait Allah di Yerusalem. Di Ulangan 16:16 tertulis bahwa tiga kali setahun, laki-laki Yahudi harus menghadap hadirat Tuhan di bait Allah, di kota Yerusalem, yaitu pada hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu, dan hari raya Pondok Daun.

Biasanya, keluarga-keluarga akan melakukan ziarah bersama ke Yerusalem. Jadi ziarah ini adalah waktu keluarga untuk bersama-sama menyembah Tuhan. Sambil berjalan naik ke bukit di Yerusalem, mereka menyanyikan berbagai Mazmur, termasuk Mazmur 127, yang secara khusus mengajarkan tentang prioritas dan praktik kehidupan yang perlu diwujudkan oleh keluarga-keluarga.

Allah adalah pembangun, pelindung, dan pemelihara kehidupan keluarga. Salomo menegaskannya dengan merujuk pada berbagai perbuatan sia-sia akibat hidup yang tidak berfokus kepada Allah. Ia bahkan mengulangi frasa ‘sia-sia’ sampai tiga kali (ay. 1-2). Kita ingat bahwa frasa tentang hidup yang sia-sia juga terdapat di Pengkhotbah 11 yang merupakan refleksi Salomo di masa tuanya. Dengan kata lain Salomo mengatakan, “Jika engkau tidak takut akan Tuhan dan tidak hidup menurut jalan-jalan-Nya maka hidupmu akan diisi oleh kesia-siaan.”

Keluarga di mata Tuhan adalah penting. Allah menciptakan keluarga sebagai tempat bagi manusia dalam komunitas terkecil untuk berinteraksi di dalam kasih dan merasakan kasih-Nya. Karena itu, melibatkan dan mengandalkan Allah dalam keluarga juga penting. Membangun kebiasaan keluarga, membesarkan dan mendidik anak dalam takut akan Tuhan, menjaga relasi yang intim dengan pasangan dan dengan Tuhan adalah hal-hal yang harus diprioritaskan dalam membangun keluarga.

Salomo saja yang begitu berhikmat melihat hidupnya sudah sia-sia karena di masa mudanya memilih untuk menyimpang dari hidup yang Allah kehendaki dengan mengambil banyak istri, hendaklah ini jadi peringatan buat kita untuk membangun keluarga di dalam Tuhan dengan sebaik-baiknya. Jangan sia-siakan hidup berkeluarga Anda!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah membangun keluarga Anda di dalam Tuhan dengan sungguh-sungguh?
  • Bagaimana Anda akan membawa keluarga Anda mengenal kasih Tuhan dan saling mengasihi satu sama lain?