Bagikan artikel ini :

Mencari Hikmat Dan Kepandaian

Amsal 8:1-13

Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri.
- Amsal 8:2

Apa maksud dari ayat ini? Mari kita selidiki dan belajar dari apa yang dituliskan yah.. Untuk bisa naik ke tempat tinggi kita perlu berhati-hati. Bahkan berdiri di tepi jalan pun harus berhati-hati, kalau-kalau ada kendaraan yang remnya blong maka risiko tertabrak tinggi. Saat berada di persimpangan jalan juga harus pintar dan bijak dalam memilih karena kalau salah pilih jalan kita tidak akan sampai di tujuan. Semua pilihan berisiko tinggi. Namun, penulis Amsal menyampaikan bahwa justru di tempat-tempat seperti itulah hikmat dan kepandaian ditemukan (ay. 1).

Memang untuk bisa berada di tempat yang tinggi (jabatan atau posisi) diperlukan hikmat. Untuk bisa aman di tepi jalan (kelancaran usaha dan pekerjaan) kita membutuhkan kepandaian. Dan supaya tidak sesat di persimpangan jalan (pilihan hidup) kita perlu kepandaian membaca arah. Menghadapi persaingan hidup di zaman sekarang tidak cukup dengan hikmat dan kepandaian dari diri sendiri. Hidup ini berat. Tanpa Tuhan hidup kita yang berat akan bertambah berat.

Jiwa yang letih akan semakin letih. Hati yang luka akan semakin lebar lukanya. Kita butuh hikmat dari Tuhan supaya bisa bertahan menghadapi cobaan dan tekanan hidup. Manusia perlu kepandaian dari Tuhan agar hidupnya punya tujuan. Kita perlu berpegang kepada Tuhan supaya bisa tetap berjalan di tengah cercaan. Bukan soal posisi dan kedudukan yang menentukan berhasil tidaknya hidup kita, melainkan soal relasi dan intimasi kita dengan Tuhan Yesus. Itulah rahasia mendapatkan hikmat dan kepandaian.

Cobalah renungkan nasihat di Yakobus 1:5 yang berbunyi, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah…. maka hal itu akan diberikan kepadanya.” Tuhan berjanji akan memberikan hikmat bagi kita yang dengan sungguh memintanya melalui doa.

Tempat tinggi, tepi jalan, dan persimpangan jalan, semua situasi tersebut membutuhkan hikmat. Kejarlah hikmat melalui doa dan relasi dengan Yesus. Hikmat dari Tuhan akan mengubah pola pikir Anda dalam menjalani hidup dan ingatlah selalu, berjalanlah bersama Tuhan Yesus senantiasa.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda menjalani hidup selama ini? Apakah dengan hikmat dan kepandaian yang berasal dari Tuhan?
  • Sudahkah Anda berusaha membangun relasi dengan Yesus dan memintakan hikmat kepada-Nya melalui doa?