Mendapat Bukan Memberi
Efesus 3:7-8
Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
- Efesus 3:7
Dua respons berbeda pernah kami dapatkan dalam pelayanan. Salah satunya saat kami menanyai seorang ibu, “Mengapa mau pelayanan terus di gereja?” Sang ibu menjawab, “Jangan berpikir minggu depan atau dua minggu lagi untuk pelayanan. Lima menit ke depan kita tidak tahu, belum tentu besok atau minggu depan kita masih hidup. Selagi masih diberikan kesempatan untuk melayani, saya mau melayani Tuhan.” Ibu yang lain merespons pertanyaan yang sama demikian, “Kan gereja yang butuh pelayanan? Bersyukur saya mau pelayanan, gak dikasi uang, tapi justru mengeluarkan banyak hal untuk melayani.”
Cara pandang terhadap pelayanan akan menentukan bagaimana kita menjalankan pelayanan. Banyak orang pada akhirnya memandang dan merasakan pelayanan sebagai suatu beban karena banyak hal yang harus kita berikan. Kita memberikan tenaga, pikiran, dan juga uang kita saat melayani. Terlebih jika terjadi konflik, banyak yang komplain dan mengkritik pelayanan yang kita lakukan. Kita menjadi marah dan akhirnya meninggalkan pelayanan kita.
Rasul Paulus memandang pelayanan sebagai hal yang mulia karena pelayanan adalah sebuah hak istimewa bagi kita. Pelayanan diberikan bukan menurut kemampuan atau kehebatan kita, tetapi menurut kasih karunia Allah semata. Artinya, semua hanya karena kemurahan Tuhan. Paulus sampai berkata, “Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, (ay. 8)” Sederhananya, ia sedang berkata, “Saya gak pantas untuk melayani Tuhan.” Itulah sebabnya pelayanan dipandangnya sebagai hal yang mulia. Pelayanan akan terus dilakukan Paulus sekalipun berbagai tantangan dan penderitaan harus dihadapinya.
Richard Foster, seorang teolog, berpendapat bahwa pelayanan adalah sebuah disiplin rohani. Pelayanan bukan memberi, melainkan mendapatkan. Melalui pelayanan kita mendapatkan berkat-berkat rohani. Kita bisa menjadi pribadi yang semakin rendah hati dan matang pikiran karena belajar untuk bersikap dewasa dalam menyelesaikan konflik. Kita juga menjadi pribadi yang semakin terasah terhadap kasih kepada sesama. Dan masih banyak keuntungan-keuntungan lainnya.
Mari terus melayani Tuhan Yesus Kristus sebab melayani adalah pelayanan yang mulia dan melaluinya kita semakin banyak mendapatkan berkat.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah terlibat pelayanan di gereja? Jika belum, apa kendalanya?
- Apa tantangan terbesar yang Anda temukan dalam pelayanan di gereja?