Bagikan artikel ini :

Menilai Hati Bukan Penampilan

1 Samuel 16:1-13

Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya”
- 1 Samuel 16:6

Manusia melihat yang nampak di permukaan, sementara Tuhan melihat hati. Melihat dan memberi penilaian atas apa yang dilihat sebetulnya wajar, tapi penilaian itu bisa salah.

Samuel adalah contoh nyata dalam hal ini. Samuel diperintahkan Allah menemui Isai untuk mengurapi salah satu anak Isai yang akan dipilih Tuhan menjadi raja menggantikan Saul. Anak Isai yang pertama dilihat adalah Eliab, kakak tertua Daud. Menurut Samuel inilah orang yang dikehendaki Tuhan karena fisiknya tinggi dan gagah, cocok menjadi pemimpin Israel. Samuel sepertinya lupa, ia pernah melakukan kesalahan sebelumnya saat menilai Saul cocok menjadi raja Israel karena perawakannya, tetapi akhirnya ditolak Tuhan.

Allah tidak melihat penampilan dan bentuk fisik, Dia melihat ketulusan hati di hadapan Tuhan. Hati bagi Tuhan adalah hal yang penting. “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhan yang menguji hati.” (Ams. 21:2). Akhir kisah ini, Tuhan tidak memilih Eliab dan saudara-saudara Daud lainnya. Tuhan memilih Daud untuk diurapi Samuel menjadi raja. Daud yang tidak diperhitungkan karena penampilannya tetapi dipilih Allah karena Dia melihat hatinya.

Seorang wanita berkenalan dengan seorang pria. Pria ini berpenampilan menarik dan kata-katanya manis. Penampilan rapih dan elegan serta pernyataan si pria bahwa dirinya anak orang kaya membuat wanita ini yakin bahwa ia tidak salah mempertimbangkannya menjadi kekasihnya. Namun, penilaiannya salah karena ternyata rumah pria ini sangat berantakan. Orangtuanya pun hanya tinggal di sebuah kamar kos yang kecil dan penggap. Kesalahan di dalam menilai telah membuat wanita ini salah melangkah dan menyesal. Betapa mudah manusia tertipu oleh penampilan.

Apa yang terlihat mata bisa saja kamuflase, tetapi hati yang tulus pada akhirnya akan nampak ke permukaan. Hati yang tulus tidak akan menipu. Marilah kita belajar untuk menilai seseorang bukan dari penampilan luar. Cobalah belajar untuk mengenal diri seseorang lebih dalam, khususnya hatinya. Berdoalah memohon hikmat Tuhan agar kita tidak salah menilai orang.

Refleksi Diri:

  • Pernahkah Anda salah menilai orang? Apa pengalaman yang Anda peroleh dari kesalahan menilai tersebut?
  • Apa yang akan Anda terapkan agar tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama?