Bagikan artikel ini :

Menjinakkan Lidah

Yakobus 3:1-12

tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
- Yakobus 3:8

Seorang guru bertanya kepada murid-muridnya, “Senjata apa yang paling tajam di dunia ini?” Jawabannya beragam. Ada yang menjawab pedang, keris, dan samurai. Sang guru tertawa kecil sambil berkata, “Senjata paling tajam di dunia itu lidah.”

Banyak orang tidak menyadari, lidah dan perkataan memiliki pengaruh yang sangat besar. Perkataan bisa menjadi racun yang mematikan ketika menyebarkan gosip dan fitnah. Lidah yang tajam bisa melukai perasaan orang lain. Perkataan yang tidak pada tempatnya dapat memicu pertengkaran, permusuhan, dan pembunuhan. Lidah harus dijinakkan meski sulit.

Dengan lidah kita memuji Tuhan dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan Tuhan (ay. 9). Ayat ini tidak boleh terjadi pada orang Kristen sebab mereka yang sudah lahir baru seharusnya mengeluarkan buah perkataan yang baik.

Bagaimana cara menjinakkan lidah? Pertama, menjaga hati dengan segala kewaspadaan karena apa yang keluar dari mulut berasal dari hati (Ams. 4:23). Jika hati kita dipenuhi kepahitan maka yang keluar adalah perkataan pahit bagi mereka yang mendengarnya. Jika hati kita terluka maka perkataan kita juga akan melukai orang lain. Hati seperti sumber mata air. Kualitas air yang meluap keluar ditentukan oleh kualitas sumber mata airnya (ay. 11-12).

Kedua, berpikir dahulu sebelum berbicara. Begitu perkataan keluar dari mulut maka kita tidak bisa menariknya kembali. Berpikir panjang dan pertimbangkan dulu apa yang mau kita katakan sebelum berbicara. Sama seperti tukang kayu, sebelum memotong kayu ia mengukurnya dengan sangat teliti sebab begitu terpotong, kayu tersebut tidak bisa disatukan kembali.

Ketiga, latihlah diri untuk berkata-kata positif. Menjinakkan kuda liar membutuhkan latihan, apalagi menjinakkan lidah. Memang sulit tapi bukan berarti tidak bisa. Selama kita melatih diri untuk berkata-kata positif dan membangun, lama kelamaan akan terbiasa mengontrol perkataan kita.

Mari kita melatih diri untuk menjinakkan lidah. Jika ada sampai keluar perkataan yang melukai orang lain, segeralah meminta maaf. Coba latihan berkata-kata positif sesering mungkin, maka lama kelamaan pasti akan berhasil juga.

Refleksi Diri:

  • Mengapa penting menjinakkan lidah?
  • Bagaimana Anda akan berlatih menjinakkan lidah sehingga perkataan yang keluar menjadi berkat?