Bagikan artikel ini :

My family, God's witness

Mazmur 37:21-29

Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
- Mazmur 37:25-26

Sejak muda, Daud mengamati keluarga orang benar. Ia bersaksi bahwa sejak muda sampai sekarang telah menjadi tua, keturunan orang benar, yakni anak cucunya, bukan hanya bisa dipenuhi oleh berkat Tuhan, tetapi juga menjadi alat berkat Tuhan melalui kesaksian hidup mereka. Jika kita menjadi alat berkat Tuhan untuk dunia sekitar, orang-orang akan melihat bahwa keluarga yang sungguh-sungguh mencari Tuhan tak pernah ditinggalkan oleh-Nya. Ini adalah suatu kesaksian nyata, yang bisa menarik orang lain untuk memuji nama Tuhan.

Sekarang, bagaimana cara keluarga kita bisa menjadi alat berkat Tuhan sehingga menjadi kesaksian yang hidup? Syaratnya cuma satu: hidup benar. Hidup benar bukan berarti hidup tanpa dosa dan kesalahan, tetapi hidup yang senantiasa mau kembali terus pada kebenaran. Jika kita jatuh maka akan bangkit lagi. Jika kita menyimpang maka akan kembali lagi ke arah yang benar. Ya, hidup benar adalah hidup di dalam Tuhan, yang berusaha mengenal kebenaran Firman, berpikir benar tentang Tuhan, dan bertindak benar.

Saudaraku, kekayaan dan kehormatan bukanlah segala-galanya, itu hanyalah bonus. Kejarlah yang utama, yaitu berusaha hidup dalam kebenaran Tuhan dan dalam kemurahan hati. Dengan demikian keluarga yang diberkati dan menjadi bekat bukan sekadar impian, tetapi akan menjadi kenyataan. Itulah kesaksian yang indah.

Saya mengenal, satu keluarga yang penuh dengan kesaksian yang mulia. Kakek neneknya bukan hanya memberi persembahan dan aktif dalam gereja, tetapi mereka juga sangat rendah hati dan sungguh menghargai sesama. Anak-anak dan cucu-cucunya pun tidak pernah memamerkan kepunyaan mereka, walau mereka sangat kaya. Ketika saya tanya, “Mengapa bisa demikian rendah hati dan sangat menghargai sesama?” Mereka pun menjawab, “Harta kekayaan hanyalah titipan Tuhan bagi keluarga kami. Yang paling penting, keluarga kami harus menjadi alat kesaksian Tuhan Yesus sehingga orang lain mengalami lawatan Tuhan melalui keluarga kami.”

Sungguh kesaksian yang memberkati. Mari ajak keluarga Anda untuk hidup rendah hati, menghargai sesama, dan murah hati, sehingga menjadi kesaksian bagi sesama. Salam keluarga bersaksi.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda dan keluarga Anda sudah menjalani hidup sebagai orang benar di hadapan Tuhan?
  • Apa yang ingin Anda lakukan supaya keluarga Anda bisa menjadi kesaksian yang hidup bagi sesama?