Bagikan artikel ini :

Obsesi Menjadi Serupa Kristus

Roma 8:18-30

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
- Roma 8:29

Herbert Chavez, pria asal Filipina, melakukan operasi plastik sebanyak 23 kali supaya dapat serupa tokoh idolanya, Superman. Ia terobsesi menjadi Superman sejak usia lima tahun. Operasi plastik yang dilakukannya mencakup hidung, pemutihan kulit, sedot lemak, rahang, lengan, dan wajah. Ia sudah mengorbankan banyak hal, termasuk dana operasi yang besar untuk mewujudkan obsesinya.

Nah, sebagai orang Kristen, kita seharusnya mempunyai obsesi untuk semakin serupa dengan Kristus. Paulus menyatakan kita dipilih dari semula, ditentukan dari semula, dan dipanggil untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (ay. 29-30). Ayat ini bicara tentang tujuan Allah Bapa memanggil kita, bukan hanya untuk menerima berkat-Nya tetapi juga menjadi serupa dengan Kristus. Serupa dengan Kristus berarti karakter hidup kita semakin lama semakin menyerupai Kristus. Bukan serupa secara fisik seperti yang dilakukan oleh Herbert Chavez, tetapi serupa dalam tingkah laku dan sifat-sifat yang mencerminkan Kristus di kehidupan sehari-hari.

Dalam proses menjadi serupa Kristus, kita harus rela melakukan “operasi-operasi” di dalam diri kita. “Operasi” melalui “kerelaan untuk diproses” melalui berbagai hal yang kita alami bahkan melalui penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Paulus menyatakan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu di dalam hidup untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Yakobus juga menyatakan bahwa kita harus percaya, Allah pasti memberikan yang terbaik bagi kita–walaupun mungkin suatu pencobaan–untuk menjadikan kita orang-orang yang dewasa rohani dan mencapai tingkat tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya (Yak. 1:17-18).

Mari kita menfokuskan diri kepada keserupaan dengan Kristus dan bukan dunia (Rm. 12:2). Kita harus mempersembahkan hidup untuk kemuliaan nama Tuhan. Kita pun harus memilih kehendak Allah dan bukan kehendak kita supaya hidup yang kita hasilkan adalah hidup yang sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga. Saudaraku, siapkanlah diri kita untuk melewati semua proses perbaikan hidup dengan bersandar pada kekuatan Allah sehingga kita dapat semakin menjadi serupa dengan Kristus.

Refleksi Diri:

  • Apa obsesi Anda di dalam hidup selama ini? Apakah obsesi itu untuk semakin menjadi serupa Kristus?
  • Apakah Anda sekarang sudah siap untuk diproses oleh Tuhan untuk semakin serupa Kristus?