Bagikan artikel ini :

Penghormatan Untuk Sang Bayi

Yesaya 9:1-6

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
- Yesaya 9:5

Bagian pertama ayat di atas menyatakan tentang seorang bayi, “Seorang anak telah lahir untuk kita.” Sementara kalimat bagian keduanya membahas tentang seorang raja, “Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Kedua bagian ini tampak sebagai paradoks karena saling bertentangan. Bayi adalah manusia yang tidak berdaya, apalagi Dia lahir di tengah keluarga miskin. Sementara raja adalah manusia yang berkuasa dan kaya raya. Meski memang saat dituliskan tidak ada yang menduga, Sang Bayi nan rapuh nanti akan disembah oleh miliaran manusia sepanjang sejarah dunia karena Dia adalah Tuhan dan Raja mereka.

Salah satu bagian dari komposisi musik Hallelujah Chorus karya George Handle yang sangat terkenal, mengutip Yesaya 9:5 untuk menjelaskan siapa Mesias. Konon ketika Raja George dari Inggris mendengar bagian ini, ia sangat tergerak hatinya sehingga langsung berdiri sebagai bentuk penghormatan kepada Raja di atas segala raja. Karena Raja George berdiri maka semua hadirin yang ada ikut berdiri. Hingga kini, sikap ini jadi sebuah tradisi untuk sebagian besar orang yang mendengarkan Hallelujah Chorus. Namun menjadi dilema di negara-negara Barat yang semakin sekuler. Banyak orang non-Kristen yang mengerti arti Hallelujah Chorus, menolak berdiri karena mereka enggan memberi penghormatan.

Ketika memperingati kelahiran Sang Bayi, kita juga sedang menghormati Raja di atas segala raja yang berdaulat di alam semesta ini. Memang akibat pengaruh budaya pop, gambaran Yesus Kristus yang seringkali muncul di kalangan Injili adalah Yesus yang funky. Di satu sisi, ini tidaklah salah. Namun di sisi lain, kita perlu ingat akan kesakralan dan keagungan-Nya sebagai Raja Penguasa yang harus kita sembah, hormati, dan taati.

Marilah kita mulai “berdiri” untuk menghormati Tuhan Yesus. Haleluya! Raja segala raja, Tuhan segala tuhan. Kerajaan-Nya memerintah di atas kerajaan dunia. Biarlah Yesus memerintah di dalam hidup kita, selamanya sampai pada kekekalan.
Haleluya!

Refleksi Diri:

  • Apakah selama ini Anda sudah melihat Yesus sebagai Raja yang harus Anda hormati dan taati?
  • Bagaimana gambaran mengenai Yesus Kristus yang paling kuat menempel di benak Anda?