Bagikan artikel ini :

Pentingkah Beribadah?

Ibrani 10:19-25

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
- Ibrani 10:25

Kecenderungan orang Kristen beribadah saat ini sudah bergeser dari tujuan Allah. Mereka beribadah jika ada kebutuhan mendesak atau di saat menghadapi situasi kritis. Sebagai contoh, setelah tragedi 11 September 2001, yaitu runtuhnya menara kembar WTC akibat serangan teroris, kehadiran jemaat yang beribadah di Amerika meningkat. Orang-orang berbondong-bondong ke gereja untuk menenangkan ketakutan mereka. Sementara pasca pandemi, masih banyak jemaat yang lebih senang beribadah secara online karena merasa lebih praktis, lebih nyaman, dan tidak perlu repot pergi ke gereja. Semangat di balik alasan beribadah hanya karena demi kenyamanan dan kepentingan diri sendiri.

Kata “ibadah” dari kata Ibrani, abodah dan Yunani, latreia. Kata ini pada mulanya menyatakan pekerjaan seorang budak atau hamba upahan. Dalam rangka mempersembahkan ibadah kepada Allah maka para hamba Tuhan harus bertiarap (proskuneo). Ibadah merupakan ekspresi rasa takut, penuh hormat, kagum, dan takjub kepada Allah. Suatu pelayanan yang dipersembahkan kepada Allah tidak hanya dalam arti beribadah di bait suci atau gedung gereja, tetapi juga dalam arti pelayanan kepada sesama (Yak. 1:27). Jadi, ibadah sangatlah penting bagi orang Kristen. Karena itu, penulis surat Ibrani menasihati pembacanya
agar tidak meninggalkan pertemuan ibadah.

Beberapa alasan pentingnya beribadah. Pertama, ibadah adalah bentuk ekspresi kasih dan iman sejati kita kepada Tuhan (ay. 19-21). Kedua, ibadah dapat menumbuhkan iman kita melalui pendengaran akan firman Tuhan (ay. 22). Ketiga, ibadah dapat meningkatkan pengharapan kita dalam Kristus (ay. 23). Keempat, melalui ibadah kita bersekutu dengan sesama orang percaya mengekspresikan kasih dengan saling menguatkan, membangun, dan mendorong (ay. 24). Sesungguhnya, tujuan ibadah bukan sekadar menerima berkat Allah, tetapi untuk memuliakan Allah dengan memberi persembahan tubuh, jiwa, dan roh kita
kepada-Nya, serta menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama dengan saling menguatkan, membangun, dan menasihati.

Marilah bertekun dalam beribadah. Jadikanlah ibadah sebagai suatu kebiasaan. Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua berkat lainnya akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Apa pun kesibukan kita, di mana pun kita berada, kapan pun waktunya, jangan dijadikan alasan untuk absen beribadah. Prioritaskanlah ibadah dalam agenda hidup Anda.


Refleksi Diri:

  • Apakah pemahaman Anda tentang ibadah selama ini sudah sesuai dengan firman Tuhan? Jika belum, apa yang Anda akan lakukan untuk memperbaikinya?
  • Apa wujud ketekunan Anda dalam beribadah? Buatlah komitmen dalam beribadah selama setahun ke depan.