Bagikan artikel ini :

Penyakit Dan Hukuman (1)

Mazmur 38

Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-
pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”
- Yohanes 9:3

Tidak ada seorang pun yang ingin sakit. Namun, realitanya sakit adalah bagian dari kehidupan manusia. Penyakit bukan hanya mengakibatkan penderitaan fisik tetapi juga rohani dan mental. Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang sakit biasanya: apakah dosa saya sehingga menderita seperti ini? Sebagai hamba Tuhan, saya sering sekali menerima pertanyaan itu dari jemaat, di antaranya ada yang sudah lama menjadi orang Kristen. Ketika divonis penyakit kanker pada tahun 2016, saya tidak menanyakan pertanyaan itu, karena saya tahu pertanyaan itu tidak bermanfaat bahkan hanya akan menambah kesusahan hati saya.

Dalam Mazmur 38, kita membaca bahwa pemazmur juga mengaitkan sakit-penyakitnya dengan dosa dan penghukuman Allah. Dengan lantang ia mengatakan bahwa penyakitnya disebabkan oleh dosanya (ay. 4-6). Karena dosanya, hukuman Allah menimpanya. Apakah jalan pikiran pemazmur benar? Bagaimana kita memahami hubungan antara penyakit dengan dosa dan hukuman Allah?

Kita harus mengakui bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan penderitaan, termasuk sakit-penyakit. Jadi, sakit-penyakit datang ke dalam dunia karena dosa Adam dan Hawa. Andaikata Adam dan Hawa tidak berdosa, maka kita akan sehat-sehat selalu. Akan tetapi, kita tidak bisa menarik kesimpulan bahwa setiap kali seseorang menderita sakit, itu pasti dipicu oleh dosa yang dilakukannya. Ada dosa maka muncul penyakit. Ini keliru!

Tidak semua penyakit diakibatkan dosa spesifik. Tuhan Yesus mengoreksi kesalahan ini dalam Yohanes 9:3 ketika murid-murid-Nya mengaitkan dosa dengan kebutaan sejak lahir. Perkataan Tuhan Yesus, “… tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” menunggangbalikkan ajaran yang salah di atas. Ini pula yang saya yakini ketika menderita sakit kanker, bahwa Allah bekerja melalui penderitaan saya. Saya tidak dicampakkan tetapi justru dijadikan saluran berkat di dalam penderitaan.

Saudaraku, jika Anda saat ini mungkin sedang bergumul dengan sakit penyakit yang diderita, yakinlah bahwa terkadang itu dialami semata-mata untuk menyatakan kemuliaan Allah melalui diri Anda. Tuhan berhak untuk memakai Anda sebagai alat menyatakan kemuliaan-Nya dengan cara apa pun yang Dia kehendaki, salah satunya barangkali melalui sakit Anda. Mari melihat pekerjaan Allah dinyatakan melalui penderitaan Anda.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah mengaitkan penderitaan yang Anda alami dengan dosa yang Anda perbuat? Mengapa?
  • Bagaimana cara Anda memaknai penderitaan yang dialami sebagai cara Allah bekerja dalam hidup Anda?