Bagikan artikel ini :

Riding the wave of change

Pengkhotbah 7:8-14

Janganlah mengatakan: “Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
- Pengkhotbah 7:10

Piye kabare? Enak jamanku toh,” itulah kira-kira kalimat pendek penuh makna yang sudah viral sejak lebih dari sepuluh tahun lalu. Kalimat ini mau menjelaskan bahwa zaman dulu itu, lebih baik daripada zaman sekarang. Perhatikan nasihat Salomo: Jangan bertanya mengapa zaman dulu lebih baik dari sekarang? Ini sebuah pertanyaan yang bukan didasarkan hikmat. Di dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, ini disebut dungu. Karena sebenarnya, setiap zaman punya kebaikan dan keburukannya, punya hambatan dan peluang-nya sendiri-sendiri. Orang yang punya hikmat bijaksana akan mengamati setiap zaman dan bisa melihat gelombang perubahan yang sedang terjadi agar hidupnya tidak terpuruk, bahkan bisa mengantisipasi masa depannya.

Judul renungan ini, Riding the Wave of Change, diambil dari judul buku yang isinya hendak memberi nasihat bahwa kita bisa mempersiapkan diri agar tidak hanyut terbawa gelombang perubahan. Manfaatkan perubahan untuk mengambil sikap yang bijak. Misalnya, teknologi berkembang pesat, informasi dengan mudah bisa didapatkan oleh anak-anak kita. Sebagai orangtua, kita bisa menasihati mereka agar bijak dalam memilah informasi yang baik dan berguna, tidak perlu membaca informasi yang tidak berguna atau menghancurkan. Atau contoh lain, dalam situasi ekonomi masih sulit, jangan mudah membeli barang-barang mewah seperti mobil, branded fashion dan sebagainya. Lebih baik uang yang kita miliki diputar untuk mendapatkan keuntungan, ketimbang konsumtif sehingga bila sewaktu-waktu uang itu dibutuhkan, kita masih punya modal.

Rupa-rupa perubahan sedang terjadi. Jangan hanya fokus melihat perubahan yang negatif sehingga menilai zaman dulu lebih baik dari zaman sekarang. Yang negatif, hendaklah dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kewaspadaan.

Sedangkan yang positif, bisa dijadikan alat untuk berkarya lebih lagi. Dengan perubahan kemajuan teknologi, saya sekarang bisa melayani orang Tiongkok lewat Wechat, meskipun tidak langsung bertatap muka, pelayanan masih bisa dilakukan dan membawa sedikit dampak perubahan.

Akhirnya Salomo memberikan nasihat agar kita bisa bertahan bahkan menjadikan gelombang perubahan untuk kemajuan diri terutama untuk kemajuan iman dan pelayanan kita. Cermatlah, cerdiklah, dan berkaryalah terus agar kita bisa riding the wave of change.

Salam tidak hanyut.

Refleksi Diri:

  • Saat mengalami kejadian akibat perubahan zaman, hikmat apa yang Anda bisa ambil dari perubahan itu?
  • Perubahan positif apa yang bisa kita manfaatkan untuk pengembangan diri ke arah yang lebih baik?