Bagikan artikel ini :

Saat Yang Tepat Untuk Berpuasa

Markus 2:18-22

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
- Markus 2:20

Puasa adalah disiplin rohani yang penting. Tidak mengherankan tradisi berpuasa dilakukan oleh berbagai agama, Islam, Kristen, Budha, Hindu, Yudaisme, dsb. Yesus sendiri mempraktikkan doa puasa. Seperti Musa dan Elia, Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam (Mat. 4:1-2). Yesus juga mengajarkan tentang berpuasa (Mat. 6:16-18). Apa yang sering menjadi masalah bagi kita untuk menjalankan puasa?

Murid-murid Yesus dalam bagian firman ini tidak berpuasa. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa? Pertanyaan ini muncul saat mereka membandingkan murid-murid Farisi dan murid-murid Yohanes Pembaptis yang berpuasa (ay. 18). Puasa mereka merujuk pada waktu puasa sukarela, bukan puasa sebagai suatu keharusan. Orang-orang Farisi, misalnya, punya kebiasaan berpuasa setiap Senin dan Kamis. Lalu, mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa?

Yesus menjawab pertanyaan ini dan berkata, “Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa” (ay. 19). Dia menggunakan ilustrasi pernikahan. Yesus adalah mempelai laki-laki; murid-murid-Nya adalah sahabat mempelai; dan gereja (umat Allah) adalah mempelai wanita. Selama Dia, Sang Mempelai, bersama dengan murid-murid-Nya, sahabat mempelai, mereka tidak dapat berpuasa. Mengapa? Jawabnya sederhana saja, karena masa itu saat bahagia dan sukacita. Manusia tidak berpuasa pada hari bahagia, melainkan berpesta dan bersukacita. Kehadiran Yesus di tengah murid-murid-Nya adalah waktu yang paling bahagia, jadi bagaimana mungkin mereka bisa berpuasa? Namun, waktunya akan tiba ketika Sang Mempelai diambil dari mereka, saat Dia harus menderita dan mati bagi mereka. Pada saat itu mereka akan berpuasa (ay. 20). Jadi, murid-murid Yesus bukan tidak berpuasa, tetapi waktunya pada saat itu tidaklah tepat bagi mereka.

Orang Kristen zaman sekarang pun perlu mempraktikkan puasa sebagai disiplin rohani yang baik pada saat yang tepat. Gereja mula-mula memiliki tradisi berpuasa setiap Rabu dan Jumat, tetapi tidak pada hari Minggu. Hari Minggu adalah hari kebangkitan, hari penuh sukacita. Hari ini kita pun dapat berpuasa, misalnya pada waktu masa kesengsaraan Yesus. Kita juga bisa melakukannya pada saat krisis dalam hidup agar kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari pimpinan-Nya. Berpuasalah di saat yang tepat.

Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda melakukan puasa? Apa tujuannya?
  • Apakah Anda sedang menghadapi krisis hidup? Apakah mungkin Anda perlu berdoa puasa untuk mencari pimpinan Tuhan?