Bagikan artikel ini :

Saksi-saksi Iman: Yakub

Ibrani 11:20; Kejadian 47:27-31

Lebih baik berlindung kepada TUHAN, dari pada percaya kepada manusia.
- Mazmur 118:8

Yakub, yang namanya bersinonim dengan “penipu” adalah salah satu tokoh yang paling menjengkelkan di seluruh Alkitab. Aneh sekali orang seperti ini menjadi kakek moyang bangsa Israel.

Sejelek-jeleknya Yakub, satu-satunya hal yang patut diteladani darinya adalah bahwa ia berbeda dengan kakaknya. Ia sangat menghargai janji Tuhan, yakni bahwa keturunannya akan memiliki tanah Kanaan. Itulah motivasi Yakub di balik tindakan memperdayai Esau untuk menjual hak kesulungan kepadanya (Kej. 25:29-34) dan menuruti rencana ibunya untuk menipu ayahnya (Kej. 27:1-29). Sesudah ia melihat bagaimana Kanaan dilanda kelaparan (Kej. 41:56; 43:1) dibandingkan dengan betapa majunya peradaban Mesir, ia tetap memilih Kanaan. Mengapa? Karena Kanaan adalah tanah yang Tuhan janjikan baginya.

Itulah sebabnya Yakub meminta dikuburkan di tanah Kanaan, bukan di Mesir. Setelah anaknya Yusuf mengiyakan, Yakub “menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya” (Ibr. 11:21). Meski terjemahan LAI berbeda, klausa ini adalah kutipan langsung dari Kejadian 47:31versi Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani), “Sujudlah Israel di sebelah kepala tempat tidurnya”. Yakub tahu bahwa bukan Mesir melainkan Kanaan yang Tuhan sediakan untuknya, tidak peduli seberapa baiknya tanah Mesir. Inilah iman Yakub.

Di sepanjang hidup ini, kita akan mengalami problema yang sama. “Aku tahu Tuhan ingin aku masuk jurusan ini. Tapi sepertinya jurusan itu lebih santai.” “Aku tahu Tuhan ingin aku berkiprah di bidang ini. Tetapi bidang itu lebih banyak untungnya.” “Aku tahu berkarya dan mengabdi di negara ini. Tetapi tinggal di negara itu lebih enak.” Bahkan, “Aku tahu Tuhan ingin aku beribadah dan berjemaat di gereja ini karena aku lebih bertumbuh di sini. Tetapi di gereja itu musiknya lebih asyik, khotbahnya lebih dalam, orang-orangnya lebih ramah, koneksinya lebih baik, dsb.” Seringkali kita lebih mirip Esau daripada Yakub: memilih hal-
hal lain dibanding yang Tuhan sediakan, sama seperti Esau memilih semangkuk sup kacang merah karena menganggap sepi yang Tuhan berikan.

Mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan adalah langkah awal yang sangat baik. Namun, apa artinya jika kita tidak melakukannya? Memiliki iman Yakub berarti mengambil langkah untuk menerima yang Tuhan sediakan, meski alternatifnya kelihatannya lebih baik di mata kita.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana cara Anda mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup? Apakah mencari tahu dulu apa yang Tuhan sediakan atau langsung memilih berdasar apa yang Anda pandang baik?
  • Apakah ada area-area dalam hidup yang tidak sejalan dengan yang Tuhan berikan kepada Anda?