Bagikan artikel ini :

Sebelum Ambil Keputusan

Lukas 6:12-16

Pada waktu itulah Yesus pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih di antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
- Lukas 6:12-13

Cermatilah apa yang Yesus lakukan sebelum memilih murid-murid yang tepat melayani bersama-Nya. Dia berdoa memohon petunjuk dan pimpinan Bapa di Sorga. Yesus berdoa semalam-malaman, artinya dengan sungguh-sungguh, secara objektif berdasar kehendak Bapa, siapa sesungguhnya yang paling pantas diangkat menjadi pelayan-Nya. Setelah mendapat pimpinan Bapa, baru kemudian Yesus memilih siapa yang akan menjadi murid-murid-Nya.

Seharusnya apa yang Yesus lakukan, diteladani oleh gereja-gereja Tuhan dalam mengambil keputusan memilih jemaat yang tepat untuk melayani. Tanpa mengikut teladan Yesus kita telah berdosa. Namun, memang merubah tradisi gereja yang sudah menggunakan sistem dan polanya sendiri tidaklah mudah. Kita perlu ekstra usaha dan doa untuk merubahnya walaupun dalam terang Alkitab, sistem itu salah.

Pemilihan para pelayan seperti yang dilakukan Yesus adalah proses pengambilan keputusan yang meliputi pertimbangan mengenai sikap atau tindakan. Keputusan adalah tindakan atas kehendak dan selalu dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, atau bisa kedua-duanya. Keputusan yang kita ambil mencerminkan keinginan hati kita. Jadi, pertanyaan penting yang perlu diajukan sebelum mengambil keputusan adalah apakah saya memilih untuk menyenangkan diri saya sendiri atau menyenangkan Tuhan?

Apakah Anda sedang dalam kondisi harus mengambil keputusan penting? Seharusnya dalam setiap pengambilan keputusan kita melibatkan Tuhan. Minta hikmat dari-Nya, percaya pada janji-Nya, dan Dia akan membimbing Anda. Kunci dalam mengambil keputusan adalah mengetahui kehendak Allah dan tidak meng- ikuti keinginan pribadi. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Ams. 14:12). Ketika kita lebih memercayai Allah dibanding diri kita sendiri, kita menemukan keputusan yang menyenangkan bagi-Nya.

Tanpa melibatkan Tuhan kita sering salah dalam mengambil keputusan. Salah masak nasi menyesal sebentar, salah naik angkot menyesal satu jam, salah gunting rambut menyesal satu bulan, salah pilih jurusan kuliah menyesal satu tahun, salah pilih jodoh menyesal seumur hidup. Tapi yang paling disesalkan adalah salah pilih Juruselamat karena menyesal selamanya. Nah, jangan sampai salah mengambil keputusan karena hanya menuruti keinginan pribadi bukannya Tuhan.

Salam libatkan Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana pengalaman Anda saat salah mengambil keputusan? Apa dampaknya bagi Anda?
  • Sudahkah Anda mendoakan dan mencari kehendak Tuhan dalam setiap keputusan yang Anda akan ambil?