Bagikan artikel ini :

Tak Pernah Menyesal

Filipi 1:20-22

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
- Filipi 1:22a

Ia berobat selama lima tahun karena sakit kanker limfoma. Dua kali relaps (kam-buh) dan sudah sampai pada titik rela meninggalkan dunia ini. Namun, Tuhan berkehendak lain. Masih ada tugas yang belum diselesaikannya.

Ketika sedang dalam pengobatan, ia datang ke suatu gereja. Pendeta gere-janya berkata, “Bapak harus melayani orang-orang yang sakit kanker.” Awalnya ia tidak terima. Bagaimana mungkin, saya sendiri masih sakit pikirnya. Kondisi tubuhnya sa-ngat rentan terhadap infeksi jika berada di tempat umum. Namun, ia merasa Tuhan memanggilnya untuk melayani tanpa menunggu sembuh.

Maka dengan wajah tertutup masker, ia rajin menyambangi pasien kanker di rumah sakit. Sambutan para penderita kanker luar biasa karena bapak ini, sebut saja Bapak H, senasib dengan mereka. Di akhir suatu pertemuan, saya bertanya kepadanya, “Apakah Bapak menyesal pernah menderita kanker?” Jawabnya, “Ti-dak.” Melihat kehidupan dirinya dan orang lain yang sudah banyak berubah, ia tak pernah menyesal.

Rasul Paulus tahu betul apa artinya memanfaatkan kesempatan dalam hidup. Ia tahu betul bahwa misi penginjilan yang dijalankannya membawa dirinya pada kondisi yang berbahaya. Bahkan ia menanggung penderitaan (kemungkinan sakit-penyakit) yang sangat berat yang disebutnya duri dalam daging (2Kor 12:7-10). Setiap saat ajal bisa menjemputnya. Dan ia memang siap untuk itu, tapi sebe-lum terjadi, ia berkomitmen untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk bekerja memberi buah. Tidak boleh ada waktu dalam hidup ini yang disia-siakan.

Bagaimana kondisi Anda saat ini? Jika Anda dalam keadaan sakit, jangan pu-tus asa. Jangan anggap kesempatan Anda untuk melayani Tuhan sudah habis. Se-lama Anda masih bernapas, kesempatan masih ada. Sebaliknya, jika Anda dalam keadaan sehat, itu berarti Anda punya lebih banyak lagi kesempatan untuk mela-yani Tuhan, menghasilkan buah perubahan hidup pribadi,buah kebaikan kepada sesama, dan buah Injil (jiwa baru) bagi Tuhan. Kalau Bapak H saja mau dan sang-gup, Anda juga jangan mau kalah.

Refleksi Diri:

  • Sudahkah Anda memanfaatkan kesempatan hidup ini dengan sebaik mungkin untuk pekerjaan Tuhan?
  • Apa komitmen baru yang ingin Anda ambil untuk menghasilkan buah-buah kehidupan yang lebih baik?