Bagikan artikel ini :

Tekanan vs Kesetiaan

1 Raja-Raja 19:1-14

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
- 2 Timotius 4:7

Pengalaman hidup setiap orang berbeda-beda dan orang yang bijak akan selalu belajar dari pengalaman. Pada awal tahun lalu, manusia dan dunia secara keseluruhan memiliki pengalaman yang tak terlupakan dengan kehadiran pandemi Covid-19. Seiring berjalannya waktu, pertanyaan yang seringkali muncul di benak manusia adalah sampai kapan Covid-19 menghilang dari kehidupan ini dan berapa besar dampak yang akan ditimbulkan? Jawabannya tak seorang pun tahu.

Tidak semua orang siap menghadapi perubahan. Perenungan firman Tuhan hari ini mengambil pembelajaran yang indah dari seorang nabi, bernama Elia, yang dipakai Tuhan secara luar biasa tetapi juga memiliki pengalaman ketidaksiapan menghadapi tekanan kehidupan. Elia telah menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan dan berusaha selalu menunjukkan kesetiaannya pada perintah dan kehendak Tuhan.

Saat Elia melarikan diri dalam ketakutan akibat ancaman Izebel, Elia meminta Tuhan mengambil nyawanya. Di sinilah muncul pertanyaan, mengapa Elia bisa tiba pada titik kehidupan seperti itu? Apakah yang sesungguhnya sedang dirasakan dan dipikirkan Elia? Di sinilah iman dari setiap anak Tuhan saat menghadapi tekanan kehidupan diuji kesetiaannya kepada Tuhan.

Pengalaman Elia dapat menjadi pengalaman setiap orang Kristen termasuk mereka yang rajin melayani Tuhan. Hal yang membedakan adalah seberapa lama kita membiarkan tekanan kehidupan memengaruhi kita. Tuhan tidak memungkiri keterbatasan kita, tetapi Dia ingin kita mengalami kemenangan. Di tengah tekanan yang Elia alami, menarik diamati bahwa ia tetap berseru kepada Tuhan. Kesetiaan dibangun dengan hati yang tetap memiliki persekutuan dengan Tuhan. Elia dalam seruannya di saat tertekan, menyadari bahwa Tuhan mendengar dan selalu akan hadir dalam kehidupannya. Elia bangkit dari keterpurukannya untuk kembali menunaikan panggilannya.

Mari saudaraku, di saat kita mengalami tekanan hidup, tetaplah berseru kepada Tuhan. Anda tidak sendirian dan yakinlah bahwa Tuhan Yesus akan menyediakan apa yang dibutuhkan Anda tepat pada waktunya. Panggilan Tuhan tidak
berubah agar kita menyelesaikan perjalanan kesetiaan kita sampai akhir. Percayalah Tuhan senantiasa bertindak indah pada waktunya.

Refleksi Diri:

  • Apa tekanan hidup yang pernah menguji iman kesetiaan Anda kepada Tuhan? Bagaimana Anda mengakhirinya?
  • Setelah membaca renungan, apa yang Anda akan lakukan saat menghadapi tekanan hidup lainnya yang mungkin lebih berat?