Bagikan artikel ini :

Tiada Bandingan dan Tiada Tandingan

Mazmur 68:20-36

Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah!
- Mazmur 68:36

Kita biasanya tertarik mengetahui siapa orang terkaya, wanita tercantik, pria terkuat atau manusia tercepat di dunia. Penyematan kata “ter-” pada orang-orang tertentu ini menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dengan orang-orang biasa. Namun, coba kita pikirkan lagi. Orang-orang yang dulu mendapat gelar “ter-” tersebut, pada saat ini mungkin sudah berganti. Orang-orang yang hari ini menyandang gelar “ter-” pun satu saat nanti akan tergantikan oleh yang lain. Tak seorang pun selalu menjadi yang “ter-” karena manusia pada dasarnya rapuh dan fana. Hanya Tuhan yang tidak pernah tergantikan posisinya sebagai yang terkuasa, tersuci, terkasih, terbaik, dan “ter-ter” lainnya.

Tiada bandingan dan tiada tandingan. Inilah Allah yang disembah oleh pemazmur, yang juga kita sembah. Satu kesadaran yang nampak jelas di dalam Mazmur 68 bahwa dari pengalaman hidup pemazmur bersama Tuhan, ia menekankan bahwa Tuhan adalah pemeran utama dalam kelangsungan hidup umat. Tuhan-lah yang berperang. Tuhan juga yang menaklukkan musuh-musuh mereka, bukan kekuatan umat Israel sendiri. Kebesaran Tuhan ini tidak menunjukkan Allah yang jauh dan tidak peduli dengan manusia yang kecil dan lemah, melainkan dalam segala kebesaran-Nya, Allah melindungi orang-orang kecil yang
seringkali tidak dipedulikan dunia (Mzm. 68:6-7).

Saat menjalani hidup di dunia, kita rentan mengalami kegelisahan dan ketakutan. Terkadang ada orang-orang yang berusaha menjatuhkan kita. Namun, saat melihat segala perbuatan Allah, kita bisa menjadi tenang karena tahu Dia adalah Allah yang menyelamatkan umat-Nya (ay. 20-22). Dia bukanlah Allah yang membiarkan. Dari masa ke masa Allah menyertai umat-Nya. Disadari atau tidak, Allah yang menyelamatkan umat Israel, juga selalu bersama kita. Jadi, Allah harus menjadi pusat penyembahan kita.

Pemazmur meluap dengan sukacita dan sorak-sorai karena Allah. Ia tidak kehabisan alasan untuk memuji Tuhan (Mzm. 68:4-5). Jika kita sering mendapati hidup begitu sulit, sampai-sampai rasanya tidak memiliki alasan untuk bersukacita, pandanglah kepada Allah yang sudah melakukan karya penyelamatan yang kekal untuk kita semua melalui Tuhan Yesus. Tetaplah ingat segala perbuatan Allah di dalam hidup supaya kita bisa tetap bersukacita dan mengagungkan Dia.


Refleksi Diri:

  • Apakah selama ini Anda memandang Tuhan sebagaimana seharusnya, sebagai yang tertinggi dan menjadi pusat penyembahan Anda?
  • Apa perbuatan-perbuatan Allah di masa lalu yang membuat Anda bersukacita? Bagaimana hal tersebut bisa membuat Anda memuji Dia?