Bagikan artikel ini :

Titik Rendah - Mati Rohani

Efesus 2:1-10

Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
- Efesus 2:1

Apa situasi terburuk yang pernah Anda alami dalam hidup? Kapan Anda merasa berada di titik terendah dalam hidup? Ada yang mengatakan titik terendah adalah fase di mana dunia terasa jungkir balik, perasaan didominasi oleh kesedihan, kegelisahan, dan merasa sendirian. Beberapa yang lain mungkin saat patah hati karena cinta. Mungkin juga saat dipecat dari pekerjaan, terpaksa menganggur atau mengalami kebangkrutan, kerja keras selama ini ludes begitu saja. Atau tiba-tiba divonis penyakit keras, padahal selalu menjaga kesehatan dengan baik.

Setiap kita pernah berada di titik terendah di dalam kehidupan. Satu masa sangat sulit untuk dihadapi, dibandingkan dengan situasi-situasi sulit lainnya. Di titik terendah biasanya muncul perasaan tidak sanggup untuk menanggung, rasa cemas menguasai pikiran setiap hari, bahkan kita tidak bisa melihat ada harapan. Puji syukur kalau kita dapat melewati titik terendah tersebut. Namun, Rasul Paulus mengingatkan dan memberitakan kembali akan titik terendah dalam hidup manusia. Semua titik terendah dalam hidup, bukanlah titik paling rendah yang sesungguhnya.

Titik terendah dalam hidup kita sebagai orang Kristen adalah saat mati secara rohani, hidup sebagai budak dosa, tidak berdaya untuk menyelamatkan diri sendiri (ay. 1-3). Di titik terendah tersebut, kita tidak punya kemampuan apa pun untuk bisa mengenal Allah dengan benar, mendapatkan perkenanan-Nya. Sekeras apa pun upaya kita untuk bisa keluar dari titik terendah tidaklah berarti, semuanya sia-sia. Apa pun yang kita miliki tidak pernah bisa membantu mengubahkan kondisi tersebut. Parah sekali, titik terkelam dalam hidup kita.

Puji Tuhan karena anugerah-Nya, kita tidak lagi ada dalam situasi tersebut. Kristus bangkit dan hidup selamanya sehingga kita pun dihidupkan oleh-Nya. Ada perubahan besar dari kematian rohani yang tidak bisa berespons, dihidupkan di dalam Yesus. Kerohanian manusia dihidupkan supaya kita bisa berespons percaya. Dari seteru Allah menjadi anak-Nya. Kita dibuat-Nya punya kecenderungan baru, watak baru. Karena roh kita telah dihidupkan, kita diberikan kemampuan untuk hidup dengan benar, seperti yang Tuhan kehendaki. Kita telah berpaling ke arah yang berbeda, berada di jalan Tuhan. Inilah mengapa dikatakan hanya karena anugerah kita diselamatkan. Terima kasih Tuhan Yesus!


Refleksi Diri:

  • Mengapa ketika Anda mati secara rohani, hidup Anda berada di titik terendah?
  • Apa yang harus dilakukan orang percaya yang telah memiliki hidup karena Kristus?