Bagikan artikel ini :

Tujuh Dosa Maut: Hawa Nafsu

2 Samuel 11:1-4

Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. 2 Timotius 2:22

Hawa nafsu (lust) adalah dorongan jasmani yang berlebihan untuk menyenangkan tubuh. Secara khusus, dorongan jasmani itu adalah hawa nafsu untuk mengejar kesenangan seksual. Ada perbedaan antara seks dan hawa nafsu seksual. Seks bukan hal kotor, salah atau memalukan. Allah menciptakan seks untuk kepentingan prokreasi dan rekreasi.Namun, seks menjadi salah ketika upaya pemuasannya dilakukan dengan cara yang salah, yaitu bukan dengan pasangan hidup yang sah. Sama seperti rasa lapar itu bukan dosa, tetapi mencuri makanan untuk memuaskan rasa lapar itu dosa.

Jadi hawa nafsu seksual adalah upaya pemenuhan kenikmatan seksual dengan orang yang salah, pada waktu atau dengan cara yang salah. Orang yang salah adalah bukan pasangan yang sah. Waktu yang salah adalah sebelum pernikahan. Cara yang salah adalah cara yang tidak wajar dalam hubungan seksual. Kasus perzinahan Daud dan Betsyeba adalah contoh paling nyata di dalam Alkitab tentang pemenuhan hawa nafsu seksual yang keliru.

Banyak orang berdalih bahwa pemenuhan hawa nafsu seksual adalah urusan pribadi yang tidak merugikan siapa pun. Paham ini sangat keliru.
Dosa ini mematikan. Ia merusak diri sendiri. Menjadikan diri makhluk egois yang hanya mengejar pemuasan hawa nafsu sendiri. Ia merusak hubungan keluarga. Kepercayaan dan kasih dinodai. Ia mendegradasi nilai manusia hanya sebagai objek pemuas seksual. Nilai manusia menjadi serendah binatang. Ia merendahkan cinta ke titik terendah, serendah hawa nafsu belaka. Ia merusak hubungan dengan Allah yang melarang perzinahan.

Seseorang yang dikuasai hawa nafsu seksual mengalami kehampaan kasih dan sukacita. Rasul Paulus memberi nasihat kepada Timotius supaya menjauhi nafsu dengan berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Karena itu, satu-satunya cara untuk menang atas dosa ini adalah mencari kasih dan sukacita dari sumber yang benar yaitu, Allah sendiri. Hanya Tuhan Yesus satu-satunya pribadi yang dapat memuaskan kita.

HAWA NAFSU BERLAWANAN DENGAN CINTA KASIH. CINTA KASIH MENGUTAMAKAN PENGHARGAAN DAN KOMITMEN.