Bagikan artikel ini :

Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik

Yohanes 11:1-44

Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada.
- Yohanes 11:6

Apakah waktu Tuhan pasti yang terbaik menurut pikiran kita? Tatkala sedang menghadapi banyak persoalan dan pergumulan, dimana kita sudah berdoa tapi tampaknya jawaban doa tak kunjung datang. Respons kita terhadap persoalan menjadi kecewa dan putus asa, merasa pertolongan Tuhan tidak tepat waktunya seperti yang kita harapkan. Hal inilah yang sedang dihadapi Maria dan Marta yang tinggal di Betania.

Maria dan Marta sedang menghadapi persoalan sangat berat. Lazarus, saudara mereka, sedang sakit kritis. Mereka mengirim pesan kepada Kristus dengan harapan Dia segera datang ke Betania untuk menyembuhkan Lazarus. Namun, respons Yesus benar-benar di luar dugaan mereka. Yesus sengaja tinggal dua hari lagi di tempat Dia berada (ay. 6). Setelah Lazarus meninggal empat hari, barulah Yesus datang ke rumah mereka (ay. 17). Secara logika, kedatangan Yesus sudah sangat terlambat dan tidak ada gunanya.

Benarkah Yesus pernah terlambat menolong umat-Nya? Ah, itu hanya penilaian manusia saja, bukan? Kita kurang memahami waktu Tuhan dan kurang mengenal siapa Yesus Kristus. Kita selalu menginginkan jawaban doa instan dari Tuhan. Waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Tuhan bertindak sesuai dengan waktu-Nya. Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.

Saat kita menyimak cerita selanjutnya ternyata apa yang dianggap terlambat oleh Maria dan Marta, tidaklah terlambat bagi Yesus. Dia adalah Tuhan yang berdaulat dan berkuasa atas waktu dan kehidupan kita. Yesus sanggup berintervensi mengubah mayat menjadi hidup kembali, “Lazarus, marilah keluar! Orang yang telah mati itu datang ke luar …” (ay. 43-44a).

Ada waktunya jawaban Tuhan terhadap doa kelihatannya terlambat, tapi sebenarnya maksud Tuhan adalah supaya kita dapat belajar percaya kepada-Nya (ay. 15). Yakinlah, pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kita mengukurnya menurut agenda, rencana, dan waktu manusia. Ingatlah bahwa semua janji Tuhan pasti akan digenapi karena janji-Nya adalah ya dan amin. “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Mzm. 12:7).

Refleksi Diri:

  • Bagaimana perasaan Anda ketika berada di dalam kesulitan, ketika Anda berdoa kepada Tuhan berulang kali tapi kenyataan masih jauh dari harapan?
  • Apa yang Anda lakukan agar tidak menjadi putus asa dan kecewa kepada Tuhan?