Bagikan artikel ini :

Waspada Nabi Palsu (1) : Rasa Aman Palsu

Yehezkiel 13:1-16

Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.
- Amsal 14:24

Nabi palsu mungkin bukanlah kata-kata yang sering kita dengar pada zaman pasca modern ini. Kita lebih banyak mendengar tentang barang palsu, janji palsu, atau berita palsu (hoax). Namun, kehadiran nabi-nabi palsu tetap ada hingga saat ini dan harus menjadi hal yang diwaspadai orang Kristen karena dapat menggeser kebenaran dengan kepalsuan yang diberikan label “benar”. Tuhan sudah menyuarakan tentang nabi palsu pada zaman Nabi Yehezkiel. Mari melihat apa yang Tuhan katakan mengenai nabi palsu.

Tuhan sangat menentang nabi palsu karena mereka memakai nama Tuhan untuk menyuarakan suara mereka sendiri. Nabi palsu secara hakikat salah karena nabi adalah seseorang yang Tuhan panggil untuk menyuarakan firman-Nya (lih. Yes. 6:8; Yer. 1:4-8; Yeh. 2:1-3). Namun, ada saja orang-orang yang mengaku sebagai utusan dari Tuhan agar umat mau mendengar perkataan-perkataan mereka. Padahal Tuhan sudah pernah mengatakan di Ulangan 18:20 bahwa para nabi palsu tersebut akan mendapat hukuman yang berat.

Motivasi nabi-nabi palsu menggunakan nama Tuhan adalah untuk mendapat keuntungan pribadi. Nubuatan atau pesan dari Tuhan memang dapat menegur dengan keras, tetapi teguran itu untuk kebaikan umat-Nya. Hal ini tampak begitu kontras dengan pesan dari nabi palsu yang tidak membangun iman dari umat Tuhan (ay. 5). Pesan dari nabi-nabi palsu tersebut membicarakan damai sejahtera, padahal orang Israel sedang mendapat disiplin dari Tuhan (ay. 10). Pesan-pesan palsu yang memberi damai palsu dapat membuat umat tidak taat kepada Tuhan dan hal ini begitu ditentang oleh-Nya (ay. 15-16).

Nabi-nabi palsu dapat membawa konsekuensi fatal jika kita tidak awas terhadap nubuatan-nubuatan mereka yang menjanjikan kedamaian palsu. Kisah Raja Ahab dan Raja Yosafat yang kalah dalam peperangan karena nabi-nabi palsu memberikan contoh yang jelas mengenai hal ini (lih. 1Raj. 22:1-40). Zaman sekarang pun masih ada orang-orang yang menggunakan nama Tuhan dengan sembarangan untuk mengabarkan firman Tuhan palsu yang menguntungkan diri mereka sendiri. Karena itu, sebagai umat Tuhan kita harus waspada terhadap pengajaran-pengajaran yang beredar di luar gereja, terutama di mediamedia sosial. Hendaklah kita mengecek kembali kebenarannya terhadap firman Tuhan dan rajin mengikuti kelas pembinaan iman yang diadakan di gereja. Tetap awas terhadap nabinabi palsu!


Refleksi Diri:

  • Apa bentuk pengajaran palsu yang memberi rasa aman yang palsu pada zaman sekarang?
  • Apakah Anda rajin membaca firman Tuhan dan mengikuti pembinaan iman di gereja?