Bagikan artikel ini :

Yang Terkulai dan Pudar

Yesaya 42:1-9

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
- Yesaya 42:3

Lelah, rasanya sudah mau menyerah. Dipaksa t’rus untuk mengalah.
Hati sudah terbelah-belah. Untuk marah pun ku tak berdaya karena terlalu lelah.

Namun, teringat kupunya Allah. Jangan menyerah, jangan menyerah.
Itu saja yang t’rus terngiang di telinga.
Dan membuatku bangkit untuk tidak menyerah.
Ku ‘kan tetap melangkah.

Kadang hidup ini dijalani dengan berdarah-darah. Dan itu membuatku lelah.
Tapi jangan menyerah. Kita punya Allah.

Adakalanya dalam hidup kita menemui jalan buntu. Semua kemungkinan jalan keluar sudah kita coba jalani. Solusi-solusi yang mungkin sudah kita coba lakukan. Namun, tetap saja menemui tembok penghalang. Kita serasa dibiarkan sendirian. Menyendiri sepi dengan derita di hati. Namun, ingatlah apa yang dicatat dalam kitab Yesaya ini, ”Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.”

Terkulai tapi tidak akan patah. Pudar tapi tidak akan padam. Tuhan tahu kepala kita sedang terkulai. Semangat kita pudar dan hampir padam. Namun, yakinlah Anda dan saya punya Allah. Tuhan yang dengan lemah lembut mengangkat kita. Dia selalu memegang, menggendong, dan memeluk kita. Kuasa-Nya mampu membebaskan yang terbelenggu dan memberi semangat mereka yang kecut hati dan ingin menyerah.

Alkitab mencatat banyak kisah tentang kelemahlembutan Tuhan kita, Yesus Kristus. Belas kasih-Nya menjangkau orang-orang dari berbagai kalangan dan permasalahan. Yesus menunjukkan kelembutan hatinya kepada yang buta dengan mencelikkan matanya, yang cacat dan lemah tubuh dengan menyembuhkannya, yang kelaparan dan berkekurangan dengan memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu banyak catatan belas kasih-Nya, masihkah Anda meragukan kepedulian-Nya terhadap diri Anda?

Mari tetap melangkah, jangan menyerah. Kita punya Tuhan Yesus Kristus yang bukan saja lembut hatinya, penuh belas kasih tindakannya, tetapi juga selalu peduli kepada setiap anak-anak-Nya. Berharaplah selalu kepada Yesus.

Refleksi Diri:

  • Apa situasi hidup yang belakangan ini membuat Anda terkulai dan hampir padam? Sudahkah Anda berharap pada belas kasih Tuhan Yesus?
  • Apa kisah di Alkitab yang menunjukkan kelemahlembutan dan belas kasih Yesus yang bisa menguatkan Anda? Mengapa?