Bagikan artikel ini :

Affection for God’s House (Kecintaan pada Rumah Tuhan)

Mazmur 69:10, Maleakhi 3:10

|BAHAN CARE GROUP|

Kita suka sekali melihat lukisan-lukisan atau mendengar kotbah-kotbah yang menceritakan tentang betapa penuh belas kasih dan lembut Tuhan Yesus.Sebaliknya, kita tidak suka mendengar kisah-kisah Injil dimana Tuhan Yesus menunjukkan kemarahan-Nya, bahkan meskipun kemarahan itu adalah hal yang wajar. Ketika membaca kisah Tuhan Yesus mengusir pedagang-pedagang di Bait Allah dalam Yoh. 2:13-25, misalnya, kita mungkin menganggap Tuhan kita bertindak berlebihan. Dulu saya bahkan pernah mendengar seorang pengkhotbah yang mengatakan bahwa Mahatma Gandhi lebih baik daripada Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus memiliki masalah psikologi yaitu anger issue atau tidak bisa mengendalikan kemarahan, yang membuat-Nya membalikkan meja-meja dan mengusir pedagang-pedagang itu.

Apakah tidak normal jika Tuhan Yesus melakukan hal ini? Bayangkan semisalkan Anda adalah Tuhan Yesus. Bayangkan semisalkan ayah Anda yang sangat Anda kasihi memiliki sebuah rumah yang besar dan indah. Suatu kali, Anda kembali ke kampung halaman dan melihat bahwa garasi, carport, teras rumah, bahkan ruang tamu penuh dengan pedagang. Bahkan, sebagian barang-barang yang dijual pedagang-pedagang itu adalah barang-barang di rumah Anda. Apa yang Anda lakukan? Tentu saja Anda akan mengusir mereka, bukan? Tentu saja Anda akan membalikkan meja-meja mereka dan mengusir semua pedagang-pedagang itu, atau setidak-tidaknya Anda akan menelepon polisi untuk mengusir mereka. Perkataan, “jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan!” tak ayal lagi akan keluar dari mulut Anda. Mengapa Anda bertindak kasar seperti itu? Justru karena Anda begitu mengasihi rumah ayah Anda, Anda akan menjaganya mati-matian. Hal itupulalah yang dilakukan Tuhan Yesus.

|EKSPLORASI FIRMAN|

Yohanes mengutip aksi Tuhan Yesus mengusir pedagang-pedagang sebagai penggenapan dari Mazmur 69:10. Begitulah kecintaan Tuhan Yesus, sampai-sampai Ia “dihanguskan” kemarahan kudus ketika melihat rumah Bapa-Nya diselewengkan kegunaannya.

Di masa kini, cara kita untuk menunjukkan kasih kita kepada rumah Tuhan mungkin berbeda dari Tuhan Yesus. Namun prinsipnya sama. Ada setidaknya dua bentuk cinta yang menghanguskan yang bisa kita teladani dari Tuhan kita

Dosa dalam Gereja

Anda tahu Anda memiliki kecintaan akan rumah Tuhan yang sampai menghanguskan Anda manakala Anda, sama seperti Tuhan Yesus, merasakan kemarahan kudus ketika melihat gereja dijadikan tempat berbuat dosa. Andamelihat orang-orang yang setiap minggu datang ibadah terlambat dan dengan pakaian seadanya, bukan karena mereka dalam keadaan terdesak, tetapi semata-mata karena mereka tidak punya rasa hormat kepada Tuhan. Atau, jangan-jangan Anda pun sering melakukannya! Ini pun adalah dosa. Bagaimana Anda menganggapi hal ini? Tentu Anda tidak boleh menghakimi dan menggosipkan orang-orang ini Namun, Anda harus memiliki keberanian untuk menegur perbuatan-perbuatan seperti ini. Jika Anda adalah pelakunya, Anda harus berubah.

Bagaimana dengan pelayanan? Tidak semua orang yang melayani di gerejaadalah orang-orang yang benar. Ada yang menjadi worship leader, pemusik,atau singer supaya dilihat orang.

Ada yang menjadi usher untuk mendapatkan popularitas. Akibatnya, banyak aktivis dan pengurus menjadi orang-orang yang merasa dirinya dibutuhkan dan merasa gereja tidak akan bisa apa-apa tanpa mereka. Kualitas pelayanan pun menurun karena penatalayan ibadah yang melayani dengan asal-asalan dan mentalitas, “mereka yang butuh aku, kok!” dan usher yang datang terlambat. Bagaimana sikap Anda terhadap pelayanan-pelayan seperti ini? Tentu saja Anda memiliki cinta akan rumah Tuhan yang menghanguskan itu. Pelayan-pelayan seperti ini harusnya ditindak dengan tegas dan diingatkan bahwa pelayanan mereka semata-mata adalah anugerah, dan bukan karena Tuhan butuh mereka. Memberi Persembahan

Maleakhi 3:10 merupakan firman Tuhan yang disampaikan kepada orang-orang Israel yang mengabaikan pemberian persembahan, dalam hal ini persembahan perpuluhan, sehingga Bait Allah menjadi tidak terurus. Begitu kesalnya Tuhan akan ketidakpedulian umat-Nya sampai-sampai Ia menantang mereka,“ujilah Aku.” Di dalam Bilangan 14:22, Tuhan menunjukkan kemarahan-Nya karena umat-Nya mencobai-Nya sepuluh kali. Namun, mengapa kini justru Ia menantang umat-Nya melakukannya? Bukannya Tuhan tidak suka dicobai dan diuji seperti ini? Bukankah Ia ingin umat-Nya beriman kepada-Nya tanpa perlu menguji-Nya?

Jawabannya adalah, karena begitu parah, bebal, dan bobroknya umat-Nya, sampai-sampai Ia tidak lagi memperlakukan mereka sebagai orang-orang beriman. Ia menganggap mereka adalah orang-orang tidak beriman yang perlu menguji Tuhan dahulu untuk bisa percaya kepada-Nya. Itulah sebabnya dalam kekesalan dan kekecewaan-Nya, Tuhan sampai menantang mereka untuk menguji-Nya, suatu hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang yang mengklaim beriman kepada-Nya.

Demikian pula kita sebagai orang-orang yang mengklaim beriman. Jika benar demikian adanya, seharusnya kita memiliki kepedulian terhadap keadaan rumah Tuhan dan memiliki kemurahan hati untuk menyumbangkan resource, entahkan daya, dana, atau doa, yang kita miliki untuk membangun rumah tempat kita beribadah ini. [DO]

|APLIKASI KEHIDUPAN|

Pendalaman

Mengapa perbuatan dosa bisa terjadi dalam rumah Tuhan, mulai dari berjualan dengan curang (dalam kisah Tuhan Yesus, Yoh. 2:13-25) sampai hadir dan melayani dalam ibadah dengan asal-asalan (dalam kehidupan bergereja masa kini)? Mengapa orang tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan yang membuat mereka jatuh dalam dosa-dosa seperti ini?

Penerapan

Adakah hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi hal-hal seperti ini di dalam gereja tempat Anda beribadah? Apa resource yang dapat persembahkan kepada Tuhan untuk mengembangkan gereja-Nya?

|SALING MENDOAKAN|

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.