Bagikan artikel ini :

An arrow in Gods hand [anak panah di tangan TUHAN]

Mazmur 127

EKSPRESI PRIBADI

Tanggal 23 Juli adalah hari penting bagi anak-anak Indonesia. 35 tahun silam, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 22 tahun 1984 ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional. Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karenanya, bekal untuk anak perlu dijamin dengan baik. Peringatan Hari Anak Nasional 2019 kali ini mengambil tema pentingnya peran orang tua dalam rangka perlindungan anak. Namun data menunjukkan bahwa rumah dan lingkungan sekolah tak lagi memberikan rasa nyaman dan jaminan atas perlindungan anak. "Kedua tempat ini justru menjadi tempat yang menakutkan bagi anak," ujar Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait, dalam keterangan resminya yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (22/7). Keluarga harus menjadi guru utama bagi anak. Bacaan Alkitab kita hari ini dikutip dari Mazmur 127 yang dikenal sebagai Mazmur Keluarga. "Nyanyian Ziarah Salomo" yakin bahwa segala daya upaya dan jerih payah manusia sia-sia belaka, jika tidak didukung Tuhan (ay. 1-2). Sebaliknya, segala berkat dan kemurahan orang benar datang dari Tuhan saja, khususnya sebuah keluarga (ay. 3-5). Coba kita renungkan dan diskusikan bersama bagaimana kesia-siaan usaha manusia tanpa pertolongan Allah? Apa konsep Anda perlunya bergantung kepada Allah dipakai untuk membangun sebuah keluarga?

EKSPLORASI FIRMAN

  1. Setiap anak sebagai karunia dari Allah
    Pasangan suami-istri kiranya melihat setiap anak sebagai karunia dari Allah. Setiap anak hendaknya dicintai sejak dalam kandungan, sebelum mereka datang ke dalam dunia. Ini adalah sikap. Ini adalah cinta. Setiap anak harus dicintai sebelum anak itu lahir, seperti kasih Allah, yang selalu mengasihi kita terlebih dahulu. Orang tua mengasihi anak laki-laki atau anak perempuan karena mereka adalah anak anda, bukan karena dia cantik atau tampan, sehat atau baik; bukan karena ia berpikir seperti saya atau menjelma keinginan saya. Setiap anak harus selalu dihargai. Orang tua menjalani cinta mereka kepada Allah dan satu sama lain dengan menyambut setiap anak sebagai karunia dari Allah. Mazmur 127:3 menyebut "milik pusaka dari pada TUHAN" mesti dikuduskan, dikhususkan, istimewa; "Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi!" (Mal 2:15). Demikianlah setiap anak harus dipandang sebagai berkat Ilahi, bukan beban apalagi berat.
  2. Anak diarahkan mencapai sasaran
    "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda" (Mzm 127:4). Khalil Gibran (1883-1991), seorang penyair sekaligus teolog, menggubah syair yang sangat indah: "Anakmu bukan Milikmu" ketika mengingatkan para orang tua, "Engkaulah busur asal anakmu, anak panah hidup, melesat pergi. Sang Pemanah membidik sasaran keabadian, Dia merentangkanmu dengan kuasa-Nya,hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat. Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah, sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana dikasihi-Nya pula busur yang mantap." Sang Pemanah yang Mahakasih berkuasa atas busur yang mantap dan anak panah-Nya, "Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya" (Yes 49:2). Anak panah bukanlah milik busur, tetapi milik Sang Pemanah yang Maha tahu, kemana anak panah harus diarahkan dan sasaran yang harus dikenai. Alkitab juga jelaskan bahwa TUHAN Allah kita adalah "pahlawan yang memberi kemenangan" (Zef 3:17). Betapa kita bersyukur kepada Tuhan bahwa hidup anak-anak kita ada di tangan Tuhan.
  3. Anak-anak adalah sukacita keluarga dan masyarakat
    Orang-orang yang mempercayakan dirinya, keluarganya, dan masa depan diri serta keluarganya hanya kepada Allah saja, akan disebut sebagai orang yang berbahagia (Mzm 127:5). Sukacita dan perlindungan digambarkan sebagai buah karya dari hal membesarkan dan mendidik anak-anak. Terutama yang penting ialah anak-anak dari masa muda seseorang, yang dapat melindungi orang tua dan membela kepentingannya pada masa tuanya. Anak-anak kita dapat mencapai jauh melebihi tempat di mana kita berada, berbesar hatilah jika anak kita jauh lebih sukses dari pada apa yang dapat kita capai, karena itulah potensi yang mereka miliki. Bagian orang tua adalah memberikan dukungan, dorongan, topangan dan semangat dengan sukacita yang besar. Anak-anak sungguh sangat berharga dan bisa membuat bangga dan bahagia.

Mari kita terus bergantung kepada Tuhan, mau dibentuk, siap diproses dan rela diarahkan, sehingga hidup anak-anak kita tepat sasaran, sesuai dengan tujuan dan maksud Tuhan menitipkan mereka kepada kita. Hadirat Tuhan adalah tempat teraman bagi kita dan anak-anak kita. Kemampuan manusia tidak mampu untuk membangun keluarga, membesarkan anak-anak di dalam Tuhan. Jelas dibutuhkan campur tangan Tuhan supaya usaha manusia itu tidak sia-sia. Seorang anak di dalam keluarga merupakan generasi penerus. Seperti anak panah digunakan di medan pertempuran, dan harus tepat sasaran, kalau tidak maka anak panah itu tidak berguna. Dan tepat atau tidaknya ditentukan oleh Sang Pemanah. Kiranya kita siapkan diri untuk dipakai oleh Tuhan menyambut dan menerima anak panah yang memberkati keluarga, gereja dan masyarakat di mana kita berada. [YM]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Apa makna anak-anak adalah "milik pusaka dari pada TUHAN" ? Jika sedemikian berharga, perlakukan seperti apa yang layak anak-anak terima dari Anda sebagai orang tua ?

Penerapan

Bagaimana mendidik dan mengarahkan setiap anak-anak yang Tuhan titipkan sesuai dengan tujuan Tuhan ? Apa hambatan yang Anda alami ?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.