Bagikan artikel ini :

Berita Yang Tak Dapat Ditahan (Irresistible Message)

I Korintus 9:15-23

BAHAN CARE GROUP

Don Richardson, salah seorang missionary yang melayani di tengah-tengah suku Sawi di Irian Jaya, melalui tulisan bukunya ”Anak Perdamaian” (Peace Child) menceritakan bagaimana berita Injil yang mereka bawa mengalami rintangan/hambatan budaya pada awalnya, namun selanjutnya berita Injil yang tidak dapat ditahan ini (irresistible message) tembus melalui pendekatan ”analogi penebusan” tentang perdamaian. Rupanya di suku Sawi, ada sebuah sarana untuk membuat perdamaian pada situasi terjadi perseteruan suku, yaitu seorang ayah mengharuskan untuk mempercayakan anaknya kepada musuhnya yang kemudian menjadi ayah dari anaknya dan membesarkannya. Anak ini disebut ”anak perdamaian” yang akhirnya menjadi ”jembatan Injil” untuk menyajikan Kristus sebagai ”Anak Perdamaian” Allah sebagai ayah terhebat yang rela memberikan puteraNya (Yesus Kristus) untuk mendamaikan manusia yang terpisah dari Allah [kutipan buku: Perspectives, volume 2, halaman 52 (terj. Indonesia); diedit oleh: Raplh D. Winter & Steven C. Hawthrone]

Sebagaimana kesaksian pelayanan berita Injil dari Don Richardson di tengah-tengah suku Sawi di Irian Jaya, yang awalnya sulit namun akhirnya tetap dapat tembus dan mengenapi apa yang harus terjadi, maka melalui teks Alkitab berikut ini kita akan melihat apa yang rasul Paulus katakan perihal berita injil ini dan apa yang membuat Berita Injil ini menjadi berita yang tidak dapat ditahan/dihalangi (irresistible message) bagi umat manusia di dunia yang berdosa ini.

EKSPLORASI FIRMAN

Mengapa Berita Injil menjadi berita yang tidak dapat ditahan (Irresistible Message)?

  1. Berita Injil ini merupakan sebuah Keharusan
    Dalam I Kor 9:16, Rasul Paulus dengan tegas mengatakan, ”Jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri, sebab hal itu merupakan keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” Berita Injil adalah sebuah kebutuhan seluruh umat manusia yang berdosa, tidak bisa dipungkiri, apapun latar belakangnya baik orang Yahudi maupun orang non-Yahudi. Semua manusia membutuhkan kabar baik ini di nama Tuhan Yesus Kristus, sebab tidak ada nama lain yang melaluinya manusia bisa beroleh keselamatan jiwa (Kis 4:12).
    Apabila ada satu kekuatan ataupun satu kelompok orang yang mencoba untuk menahannya, maka pada akhirnya kegenapan itu tetap akan terlaksana, dimana Injil itu akan diberitakan kepada segala mahluk mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi. Gedung gereja bisa saja dibakar, buku-buku cetakan Alkitab bisa saja disita, umat Tuhan bisa saja dibinasakan raganya, namun berita Injil tidak akan pernah bisa dibinasakan ataupun dilenyapkan dengan cara apapun. Ini menjadi sebuah keyakinan iman yang kokoh dalam diri Rasul Paulus bahwa jika dia harus memberitakan Injil itu bukan sebuah kebanggaan manusiawi, melainkan sudah menjadi keharusan baginya yang telah ditebus dan dihidupi oleh Injil itu sendiri.
  2. Berita Injil ini mengandung sebuah Kepercayaan
    Dalam I Korintus 9:17b, Rasul Paulus mengatakan juga, bahwa ”...pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang dipercayakan kepadaku”. Berita injil tidak bisa ditahan karena berita Injil adalah seperti harta dalam bejana yang dipercayakan untuk diberitakan. Walaupun keberadaan bejana itu rapuh sebagaimana natur dari sebuah tanah liat, namun Tuhan Allah pakai sebagai alat dan sarana untuk pengenapan Amanat Agung, dan diyakini tugas penyelenggaran ini tidak akan gagal, sebab rencana Allah tidak akan pernah gagal. Dalam kepercayaan ini tidak ada unsur bisnis ataupun timbal balik apalagi perhitungan untung rugi, sebab memberitakan Injil itu sendiri adalah sebuah upah, dimana Paulus mengatakan, ”upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah” (I Kor 9:18).
    Sejauh mana gereja memandang dengan penuh kesetiaan terhadap tugas penyelenggaran yang dipercayakan ini? Apakah masih ada kandungan rasa ”bangga” karena dipercaya ataukah lebih banyak campuran ”pragmatisme” di dalamnya (memandang pemberitaan Injil sebagai kesempatan untuk beroleh upah pribadi? Adakah Injil dilihat sebagai ”produk jualan” yang disesuaikan strategi ”marketing”-nya mengikuti selera ”pasar”? Ataukah, tanpa kompromi sedikitpun, gereja tidak menyia-nyiakan waktu yang masih sisa ini untuk lebih gencar lagi memberitakan Injil lintas segala bangsa, suku, kaum dan bahasa (Wahyu 5:9)?
  3. Berita Injil ini membawa sebuah Kemenangan
    Dalam I Korintus 9:19, Paulus mengatakan, ”Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang”. Dalam hal ini Paulus melihat berita Injil tidak bisa ditahan atau dibatasi oleh karena rintangan budaya (yahudi atau non yahudi), tapi berita ini harus bisa menerobos batas-batas budaya dan untuk itu Paulus rela menjadi hamba Injil untuk membawa semakin banyak jiwa mengalami kemenangan iman.

Dalam kondisi di akhir jaman ini, gereja perlu fokus mengerjakan tugas yang masih tersisa (the unfinished task) dimana berita Injil perlu terus diberitakan di seluruh kota (urban missions) dan perintisan tempat-tempat terpencil (frontier missions), melalui kolaborasi dari berbagai unsur baik itu gereja, sekolah maupun keluarga (church, school, family). Ini menjadi salah satu ciri khas keyakinan dari visi misi GII Hok Im Tong bersama semua lembaga-lembaga pelayanan yang terkait untuk menjadi gereja mercusuar yang memancarkan berita Injil keselamatan, tanpa dibatasi atau ditahan-tahan hanya di kota bandung saja, tapi juga di kota-kota lain di Indonesia, Asia, bahkan sampai misi ujung bumi.[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa alasan dasar Injil harus diberitakan menembus setiap batasan dan rintangan yang ada?

Penerapan

Apa hal kecil yang dapat dilakukan berdampak bagi perluasan berita Injil di dalam komunitas terdekat kita? (small act, big impact)

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.