Bagikan artikel ini :

Berlari Kepada Tuhan (Running to God)

Mazmur 31:1-25

BAHAN CARE GROUP

Keluhan menjadi salah satu ucapan yang kita ucapkan. Kita mengeluh karena segala apa yang kita rencanakan dan harapkan tidak berjalan dengan baik. Bukan hanya tidak berjalan dengan baik, malah kita juga mengalami penderitaan dan kesusahan di dalam hidup kita. Paulus berkata: “Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan” (2 Kor. 5:4a). Jika memperhatikan kehidupan Anda saat ini, apakah yang menjadi keluhan dalam hidup Anda? Mengapa? Mari diskusikan bersama dalam CG Anda!

EKSPLORASI FIRMAN

Mazmur 31 merupakan mazmur ratapan yang dinaikkan oleh pemazmur karena beratnya penderitaan dan kesusahan yang ia alami. Pemazmur menghadapi musuh yang hendak membinasakannya (5, 14). Dia mengalami pergumulan yang berat sehingga dia merasa sesak, merana, tercela, dihina bahkan merasa tidak memiliki harapan (6). Hanya saja menariknya, di tengah keputusasaan pemazmur, dia masih memiliki iman kepada Allah. Berulangkali dia masih menyatakan keyakinannya kepada Allah: “PadaMu, TUHAN, aku berlindung” (2), “tetapi aku, kepadaMu aku percaya” (15). Inilah iman di tengah penderitaan, inilah keyakinan di tengah pergumulan. Pertanyaan adalah mengapa pemazmur masih bisa bersikap dengan demikian kepada TUHAN di tengah hidupnya yang menderita? Karena umumnya orang yang menderita, mengeluarkan keluhan dan kemarahannya kepada Allah yang sepertinya tidak mempedulikannya.

Mari kita melihat ada dua hal yang menjadi dasar keyakinan pemazmur kepada TUHAN, sang Gunung Batu dan Kubu Pertahanannya.

Pertama, percaya bahwa Allah adalah Allah yang setia.

Pemazmur tetap percaya dan menaruh keyakinan hidupnya kepada TUHAN yang setia. Empat kali dia ungkapkan bahwa Allah adalah yang setia dan kasih setia-Nya tidak pernah lepas dari hidupnya (6, 8, 17, 22). Karena itulah, tatkala dia menghadapi penderitaan karena musuhnya, dia tetap percaya bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya dan pasti akan melepaskan dan membebaskannya. Pengalaman hidup masa lalu bersama dengan Tuhan yang tidak pernah mengecewakannya (8-9), membuatnya tetap percaya bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan dia.

Demikian pula di dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Keyakinan kita kepada Allah bergantung kepada pengenalan kita kepadaNya. Sejauh mana kita mengenal Allah kita? Siapakah Allah menurut kita? Jika kita telah mengalami pertolongan demi pertolongan Tuhan di masa lalu, seharusnya kita pun yakin bahwa Dia adalah Allah yang setia dan tidak akan pernah melupakan kita. Kita harus tetap percaya dan yakin kepada Allah kita karena Dia adalah Allah yang setia.

Kedua, yakin bahwa Allah adalah Allah yang adil. Keadilan Allah sangat jelas yaitu menghukum mereka yang berdosa dan akan menegakkan kebenaran bagi mereka yang hidup seturut kehendak Tuhan. Di dalam ayat 2b, pemazmur menyatakan: “Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu” sebagai bentuk permohonannya kepada Allah untuk membela perkaranya. Pemazmur percaya bahwa Allah berpihak kepada yang benar karena Allah membenci orang-orang yang memuja berhala (7) dan menghukum orang-orang yang berbuat congkak dengan tegas (24). Tetapi orang benar akan “bersorak-sorai dan bersukacita” (8), menerima kasih karunia Allah (“Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hambaMu – 17), tidak akan mendapat malu (18), menerima limpahnya kebaikan Tuhan (20), melindungi dari yang jahat (21) dan dikasihi oleh Allah (24).

Kita juga harus percaya bahwa hidup kita tidak akan pernah sendirian. Di dalam segala perkara hidup kita, ada Allah yang menjaga, melindungi dan menegakkan keadilan bagi kita. Mungkin sesaat waktu kita akan menderita karena kebenaran yang kita lakukan. Tetapi nantinya, Tuhan akan menegakkan keadilan bagi kita dan Tuhan akan menyatakan kebaikanNya bagi kita. Karena itu, tatkala kita memiliki keluhan hidup, jangan menjauh dari Tuhan tetapi justru berlarilah, mendekatlah kepada Tuhan yang setia dan adil.[SO]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa dasar keyakinan pemazmur yang membuat hidupnya kokoh saat berhadapan dengan pergumulan berat?

Penerapan

Langkah konkrit apa yang Anda lakukan tatkala mengalami jalan buntu di dalam hidup Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.