Bagikan artikel ini :

Carry On (Lanjutkan)

1 Raja-raja 19:9-18

BAHAN CARE GROUP

Di dalam dunia olahraga, kita sering mendengar istilah rekor. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, rekor adalah “hasil tercepat atau tertinggi di dalam dunia olahraga.” Tentu rekor di dalam olahraga juga bisa menyangkut catatan rekor angkatan terberat (angkat besi) atau terbanyak mendapatkan medali bagi atlet tertentu. Hanya saja di balik makna tercepat, tertinggi, terberat atau terbanyak, ada makna lain yaitu keterbatasan. Rekor dicatat sebenarnya menunjukkan di situlah akhir kemampuan daripada manusia. Rekor demi rekor dicatat menunjukkan tetap manusia memiliki keterbatasan di dalam kecepatan, lompatan, angkatan atau ukuran lain di dalam dunia olah raga. Demikian pula hidup kita sehari-hari, kita pun memiliki batasan-batasan. Silahkan kita diskusikan apa saja yang menjadi batasan-batasan yang ada di dalam hidup kita saat ini (misalnya makan atau minum, sesuai dengan kemampuan tubuh kita menerima).

EKSPLORASI FIRMAN

Nabi Elia adalah nabi yang terhebat di dalam sejarah bangsa Israel. Bersama dengan Nabi Elisa, penerusnya, mereka melakukan banyak tanda-tanda dan mukjizat seperti Tuhan Yesus pada saat melayani di dalam dunia. Ada banyak tanda-tanda dan mukjizat yang dilakukan oleh Nabi Elia seperti membuat embun atau hujan tidak turun selama 3,5 tahun (1Raj. 17:1), membuat tepung dan minyak janda Sarfat tidak habis-habis dipakai (1Raj. 17:15-16), membangkitkan anak janda Sarfat (1Raj. 17:21-22), mendatangkan api dari surga membakar korban bakaran yang dibasahi dengan air (1Raj. 18:36-38), mendatangkan hujan setelah 3,5 tahun (1Raj.18:41-46), dua kali mendatangkan api dari langit yang membakar habis 50 anak buah perwira (2Raj. 1:9-12) dan membelah sungai Yordan dengan jubahnya (2Raj. 2:8). Bahkan Nabi Elia tidak mengalami kematian karena dia diangkat ke surga dengan kereta berapi (2Raj. 2:11). Di dalam Perjanjian Baru juga Nabi Elia dicatat sebagai nabi yang istimewa di hadapan para rasul dan bangsa Israel (Mat. 16:14; 17:1-3, 10-12; Mark. 6:15; Luk. 1:17; 4:24-26; Roma 11:2-3; Yak. 5:17).

Walaupun demikian, ternyata Nabi Elia juga adalah seorang manusia biasa. Tatkala dia mendapat kabar bahwa Izebel (istri Raja Ahab dan seorang dukun/imam dewa asyera dan dewa baal – 1Raj. 16:31) hendak membunuh dia (1Raj. 19:2), Nabi Elia mengalami ketakutan yang luar biasa (1Ra. 19:3) bahkan dia ingin bunuh diri dan berkata kepada Tuhan: “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Elia adalah seorang yang terbatas dan membutuhkan pertolongan Tuhan.

Hal ini bisa terjadi di dalam kehidupan kita. Sebagai manusia kita terbatas dan lemah serta rentan terhadap berbagai macam tekanan hidup di dalam dunia. Masalah demi masalah yang terjadi di dalam hidup kita, bisa membuat kita takut dan menyerah. Walaupun demikian, sebagai anak-anak Tuhan, kita percaya bahwa Tuhan tetap menolong dan menyertai kita.

Kita akan belajar dari pengalaman Nabi Elia bagaimana Allah memulihkannya sehingga nabi Elia tetap maju melangkah ke depan di dalam pengharapan bersama Tuhan. Ada tiga hal penting yang bisa kita lakukan untuk tetap maju di tengah pergumulan hidup kita. Pertama, mendekat kepada Allah. Di dalam situasi penuh dengan tekanan dan ketakutan, setelah mendapatkan kekuatan dari makanan yang disediakan Allah melalui malaikat-Nya, Nabi Elia pergi berjalan selama empat puluh hari empat puluh malam ke gunung Allah, yaitu gunung Horeb. Di sinilah Nabi Elia berjumpa kembali dengan Allah dan mendapatkan kekuatan dari Allah. Di dalam hidup kita, tatkala kita mengalami ketakutan dan pergumulan berat, mari datang kepada Allah dan mohon kekuatannya. Layaknya seperti batere handphone yang habis dan perlu di isi daya [charge], demikian pula kita. Kita perlu dipulihkan dan dikuatkan untuk terus melangkah maju menghadapi tantangan hidup ini.

Kedua, tetap beriman kepada Allah. Mengapa Nabi Elia mengalami ketakutan? Karena dia fokus kepada Izebel, seorang dukun atau imam dari dewa asyera dan dewa Baal yang pada masa itu dianggap memiliki kemampuan yang luar biasa. Nabi Elia lupa akan Allah yang dia sembah, yang lebih berkuasa dan lebih dahsyat kemampuannya. Karena itu, tidak heran, tatkala Allah menampakkan diri kepada nabi Elia, Allah menunjukkan kemahakuasaNya : “Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. Allah yang dahsyat mengingatkan kembali kepada Nabi Elia, bahwa ada Allah yang sanggup melakukan segala perkara, yang menjaga dan melindungi nabi Elia. Dalam hidup kita, tatkala kita melihat betapa beratnya pergumulan atau masalah yang kita hadapi, kita lupa bahwa kita memiliki Allah yang besar dan dahsyat, yang sanggup melakukan segala perkara. Kita harus percaya bahwa Allah adalah gembala yang baik dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Kita harus belajar berserah dan menyerahkan semua ketakutan kita kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi.

Ketiga, bekerja dan bekerja. Masalah yang kita hadapi seharusnya tidak membuat kita menyerah. Hal ini yang Allah hendak nyatakan kepada Nabi Elia. Untuk kita tetap kuat dan maju, kita harus terus melangkah dan berkarya. Untuk menolong Nabi Elia yang sedang depresi karena tekanan dari Izebel, Allah tidak memberikan nasihat demi nasihat. Allah langsung memberikan tugas demi tugas kepada Nabi Elia supaya Nabi Elia bisa fokus kepada pekerjaan Allah daripada terus menerus mengeluh mengasihani diri sendiri. Demikian pula dalam hidup kita. Kalau kita terus tenggelam di dalam masalah yang kita hadapi, kita akan menjadi orang yang pesimis dan menyerah. Tetapi tatkala kita terus bekerja dan bekerja, kita bisa meninggalkan ketakutan kita dan terus melangkah dengan optimis mengerjakan karya demi karya untuk kemuliaan Allah. Jangan menyerah tetapi terus melangkah, berkarya demi kemuliaan Allah.[SO]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman
Bagaimana cara Allah memulihkan Elia, bangkit dari keterpurukannya dan melanjutkan panggilannya sesuai dengan kehendak Allah ?

Penerapan
Di dalam hidup Anda, pernahkah Allah menunjukkan kuasaNya untuk kepada Anda sehingga Anda berpaling kepadaNya dan percaya penuh kepadaNya ? Ceritakanlah !

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.