Bagikan artikel ini :

Desiring Christ Of Grace (Merindukan Kristus Yang Penuh Anugerah)

Titus 3:4-6; 2 Timotius 1:9

BAHAN CARE GROUP

Kedekatan kita dengan Allah tidak dapat diukur berapa lama kita sudah menjadi orang Kristen. Kita tidak bisa menyatakan bahwa semakin lama kita menjadi orang Kristen, kita menjadi orang yang begitu dekat dan sangat rindu untuk beribadah kepada Tuhan. Karena ternyata, ada sebagian jemaat Tuhan yang sudah puluhan tahun tidak lagi beribadah. Tetapi ada jemaat yang belum lama percaya kepada Tuhan, memiliki kerinduan yang dalam ingin berjumpa dengan Allah. Pertanyaannya adalah mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah yang menyebabkan orang Kristen tidak lagi memiliki kerinduan dan kedekatan dengan Allah walaupun dia sudah lama percaya kepada Tuhan? Diskusikan.

EKSPLORASI FIRMAN

Di dalam Titus 3:4-6, 2 Timotius 1:9, rasul Paulus hendak menyatakan bahwa kita sebagai orang percaya diselamatkan bukan karena perbuatan kita tetapi karena kasih karunia Allah. Paulus berkata: “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya” (Tit. 3:5a). Di dalam 2 Timotius 1:9 dengan jelas Paulus menyatakan: “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri.” Jadi kita dapat beroleh kepastian hidup kekal karena kita beriman kepada Kristus Yesus sang Juruselamat tersebut. Bukan karena kebaikan dan perbuatan kita, tetapi berdasarkan anugerah Allah semata. Di dalam kitab Efesus, Paulus memperjelas hal ini dengan menegaskan kembali : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Ef. 2:8).

Kalau kita merenungkan kebenaran ini, maka seharusnya kita bersyukur betapa Allah sangat baik kepada kita. Sebagai manusia yang berdosa, kita tidak dibiarkan binasa dan mengalami hukumat kekal. Justru karena kasih Allah begitu besar kepada kita sehingga Dia memberikan anakNya yang tunggal, Kristus Yesus, untuk menderita dan mati demi menggantikan kita sebagai manusia menerima hukuman maut. Allah sudah berkorban sedemikian rupa demi menyelamatkan kita dari hukuman maut. Pertanyaan saat ini adalah bagaimanakah kita membalas segala kebaikan Allah bagi kita? Apakah yang harus kita lakukan supaya pengorbannya tersebut tidak sia-sia?

Tentu kita sangat berharap bahwa pengorbanan Kristus tidaklah sia-sia. Kita ingin membalas segala kebaikan Allah dengan memberikan yang terbaik kepadaNya. Seperti Paulus katakan di dalam Roma 12:1“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Tatkala kita menyadari betul betapa besar kasih kemurahan Allah di dalam hidup kita, respons seharusnya adalah kita memberikan kehidupan kita kepada Allah. Hidup yang telah ditebus ini bukan lagi milik kita tetapi milik Allah. Karena Kristus Yesus telah membeli dengan darahNya yang mahal untuk menyelamatkan kita dari hukuman maut.

Persembahan yang terbaik dari kita adalah diri dan hidup kita. Inilah ibadah yang sejati. Tuhan tidak hanya menghendaki kita ibadah untuk kepentingan kita, tetapi Allah pun rindu untuk bersekutu dengan kita. Ibadah yang sejati adalah kerinduan kita untuk datang dan mendekat kepada Allah karena Allah sudah menyelamatkan kita. Kita harus menyadari bahwa tanpa Allah menyelamatkan kita, maka sia-sia hidup kita. Tetapi karena Allah mengasihi kita, Dia pun rela dengan belas kasihan dan rahmatNya yang besar mau menyelamatkan kita.

Karena itu, sebagai aplikasi dari firman Tuhan ini, ada dua hal yang harus kita lakukan: pertama, beribadah dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati. Ibadah yang sejati menunjukkan betapa kita bersyukur atas segala perbuatan dan karya Tuhan di dalam hidup kita. Ibadah yang sejati menunjukkan bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan kita ingin selalu memakainya untuk memuliakan Tuhan. Dengan ibadah yang sungguh-sungguh dan dengan kerinduan yang sangat dalam, maka ibadah menjadi sebuah kenikmatan yang tiada tara karena kita bersama Allah yang menyelamatkan kita.

Kedua, hidup berkenan kepada Allah. Ketika kita tahu bahwa hidup kita yang berdosa sudah ditebus dengan darahNya yang mahal, maka kita tidak mau lagi hidup dengan sembarangan. Terlalu mahal harga yang dibayarkan oleh Kristus Yesus untuk menebus kita. Hal ini menunjukkan betapa berharganya hidup kita di mata Allah yang mengasihi kita. Karena itu, sebagai bukti kasih kita kepada Allah, maka kita pun harus hidup menyenangkanNya dengan hidup berdasarkan kebenaranNya. Dalam hal ini, rasul Petrus menegaskan demikian: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1Pet. 1:18-19).

Hidup yang telah ditebus menjadi hidup yang bukan lagi manusia lama tetapi manusia yang baru yang kerinduannya adalah ingin dekat dengan Allah dan terus bertumbuh di dalam kebenaranNya. (SO)

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apakah yang menyebabkan orang percaya mengalami kekeringan rohani?

Penerapan

Seberapa penting kedekatan kita dengan Allah memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan rohani Anda?

SALING MENDOAKAN

Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.