Bagikan artikel ini :

Facing the future (menghadapi masa depan)

Bilangan 13:25-33; 14:1-10, 36-38

EKSPRESI PRIBADI

Kitab Bilangan pasal 13 dan 14 adalah cerita tentang dua belas mata-mata diutus untuk mengintai Tanah Perjanjian. Ayat mas Minggu ini adalah: “Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Bil 14:8). Pernyataan iman, keberanian dan tindakan mengikuti pimpinan TUHAN tersebut disampaikan oleh Kaleb dan Yosua. Ketiadaan iman sepuluh mata-mata Israel bagai virus yang menyebar luas, membuat segenap umat Israel seperti kena infeksi. Mereka gentar saat mendengar kabar busuk tentang Kanaan: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa... dan kami lihat diri kami seperti belalang...” (Bil 13:32-33). Mereka jadi ngeri dan lebih memilih mati daripada harus mengikuti pimpinan Tuhan. Mereka malah menyalahkan Tuhan yang membebaskan mereka dari Mesir. Kaleb dan Yosua sendiri nyaris dirajam saat memperingatkan orang Israel untuk tidak memberontak kepada TUHAN (14:9-10). Mengapa sikap bangsa Israel keras dan ngotot melawan TUHAN? Padahal penggenapan janji di depan mata dan penyertaan TUHAN sangat jelas!

EKSPLORASI FIRMAN

Menghadapi Masa Depan dengan IMAN

“Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bil 13:30). Kaleb mendorong bangsanya untuk tetap maju, moving forward. Ia yakin akan janji TUHAN kepada pendahulu mereka, bahwa negeri itu akan diberikan kepada umat-Nya. Ia tahu bahwa yang menghendaki bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan bukanlah Musa atau pun bangsa Israel sendiri, melainkan TUHAN! Sungguh ungkapan iman yang penuh kepastian akan kemenangan. Kedua belas orang pengintai melihat realita yang sama: tanah yang sama, anggur yang sama, orang yang sama. Namun, perbedaan perspektif saat melihat semua itu menghasilkan perbedaan pendapat di antara mereka. Kaleb melihat negeri itu dari sudut pandang TUHAN yang berkuasa, tetapi para pengintai yang lain melihat berdasarkan kemampuan manusia. Di sini kita dapati bahwa bukan buruknya keadaan yang membuat ada atau tidaknya iman seseorang. Sebaliknya, ada atau tidak adanya imanlah yang membuat orang bisa menerima suatu keadaan, meski buruk sekalipun. Sepuluh pengintai melihat raksasa sedangkan yang dua pengintai melihat dengan iman suatu masa depan di tanah perjanjian.

Menghadapi Masa Depan dengan KEBERANIAN

Lawan dari berani adalah takut. Kepada siapa kita takut? Orang-orang Israel bingung, kepada siapa sesungguhnya mereka harus takut. Mereka memandang diri mereka seperti belalang jika dibandingkan dengan raksasa yang ada di tanah perjanjian. Jika kita begitu takut kepada orang sehingga tidak lagi mengikuti TUHAN dengan segenap hati, berarti kita sudah tidak mempercayai-Nya, tapi justru kita telah meragukan kuasa-Nya dan rancangan-Nya yang penuh harapan. Kita lupa bahwa TUHAN yang di atas segalanya adalah satu-satunya Pribadi yang mesti ditakuti – artinya yang harus dihormati dan ditaati. Rasa takut seringkali menahan kita untuk melangkah maju dengan iman. Sebaliknya, sikap terlalu percaya diri juga dapat membuat kita terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa mengikuti pimpinan TUHAN. Sepuluh pengintai itu takut pada raksasa dan kota-kota yang berkubu kuat, sementara dua pengintai, Kaleb dan Yosua, percaya bahwa TUHAN telah menyiapkan tanah berlimpah ruah itu buat bangsa mereka. Bila hati kita dipenuhi dengan ketakutan dan keraguan, kita tidak akan dapat bergerak maju untuk berani melakukan kehendak TUHAN.

Menghadapi Masa Depan dengan TINDAKAN

Sepuluh orang pengintai melihat masalah dan kesulitan, maka tanah Kanaan hanyalah mimpi. Kaleb dan Yosua melihat tangan TUHAN yang berkuasa akan menolong dan mengatasi segala tantangan yang ada di depan. Umat Israel sering lupa bahwa mereka adalah umat pilihan TUHAN, sehingga ketika ada kesulitan dalam perjalanan, mereka kerap memberontak dan ingin kembali ke masa lalu mereka, yakni di Mesir. Identitas yang menyatakan hubungan khusus dengan TUHAN yang mereka miliki, bukankah seharusnya merupakan sumber iman dan pengharapan ketika menghadapi bahaya sekalipun. Hubungan khusus inilah yang menjamin bahwa TUHAN pasti bertindak untuk menolong mereka. Bila kita memandang kesulitan jauh lebih besar daripada pengharapan akan masa depan yang cerah, maka kita tidak akan bertindak apa-apa, tak juga kan meraih masa depan itu. Segala sesuatu dapat terjadi dalam hidup ini, termasuk kesulitan dan persoalan, namun kita terus melangkah maju bersama TUHAN. Yang terbaik dari semuanya adalah bahwa TUHAN menyertai kita. Apakah kenyataan yang sedang Anda hadapi saat ini? Yang penting bukan apa yang terjadi, melainkan bagaimana kita menyikapi. Hidup di masa lalu bisa berarti menghilangkan kesempatan hari ini dan berkat hari esok. [YM]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Masa depan seperti apa yang Tuhan janjikan dalam kehidupan orang percaya?

Penerapan

Langkah konkrit apa yang Anda akan lakukan sebagai langkah iman dalam menghadapi hari esok dengan segala tantangannya?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.